Lihat ke Halaman Asli

Diah AyuSulistiowati

Mahasiswi Universitas'Aisyiyah Yogyakarta

Pemanfaatan Kulit Buah Naga sebagai Sumber Antioksidan terhadap Body Butter dengan Metode DPPH

Diperbarui: 19 Juni 2021   07:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antioksidan adalah senyawa yang dapat menangkap dan menetralkan radikal bebas yang dapat berbahaya bagi tubuh. Antioksidan dapat dibagi menjadi 2 yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintesik. Antioksidan alami merupakan senyawa antioksidan yang terdapat secara alami dalam tubuh sebagai mekanisme pertahanan tubuh normal maupun berasal dari asupan luar tubuh. 

Antioksidan sintetik merupakan senyawa yang disintesis secara kimia. Salah satu sumber senyawa antioksidan adalah tanaman dengan kandungan senyawa polifenol yang tinggi. Contoh dari antioksidan sintetik yaitu butil hidroksi anisol (BHA) dan butil hidroksi toluene (BHT) yang dapat ditemukan pada berbagai produk kosmetik, obat, makanan maupun minuman, tetapi antioksidan sintetik memberikan efek toksik dan karsinogenik pada tubuh manusia jika dipakai secara berlebihan (Tristantini dkk, 2016).

Antioksidan atau senyawa penangkap radikal bebas merupakan zat yang dapat menetralkan radikal bebas, atau suatu bahan yang berfungsi mencegah sistem biologi tubuh dari efek yang merugikan yang timbul dari proses ataupun reaksi yang menyebabkan oksidasi yang berlebihan. Berbagai bukti ilmiah menunjukkan bahwa senyawa antioksidan mengurangi resiko terhadap penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung koroner (Rosahdi dkk, 2013).

  1. Antioksidan mempunyai manfaat bagi kulit yaitu untuk melindungi dan mencegah kerusakan kulit akibat bahaya radikal bebas. Kerusakan yang terjadi pada kulit akan mengganggu penampilan maupun kesehatan kulit. Sumber radikal bebas dapat berasal dari paparan sinar UV, bahan kimia, polusi, debu, dan juga asap. Radikal bebas juga dapat berasal dari metabolisme tubuh itu sendiri. Didalam tubuh, radikal bebas dapat mengakibatkan kulit mengalami dehidrasi, penuaan dini, warna kulit tidak merata bahkan kanker kulit. Untuk mencegah terjadinya kerusakan kulit dari radikal bebas diperlukan suatu senyawa yang disebut dengan antioksidan. Antioksidan dapat berupa vitamin C, vitamin A, dan vitamin E, enzim atau zat mineral. Kandungan lainnya dapat diperoleh dari sayur, buah, bahkan oatmeal. Berbagai bukti ilmiah menunjukkan bahwa senyawa antioksidan mengurangi resiko terhadap penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung koroner.
  2. Sistem kerja antioksidan secara umum dibagi menjadi dua, yaitu enzimatik dan non- enzimatik. Contoh dari zat antioksidan yang sistem kerjanya secara enzimatik yaitu Superoxide dismutase (SOD), Katalase (CAT), Peroksidase (POX), Asam askorbat peroksidase (APX), glutation reduktase (GR) dan polifenol oksidase (PPO). Contoh dari zat antioksidan yang sistem kerjanya menggunakan non-enzimatik yaitu asam askorbat (vitamin C), senyawa fenolik, karotin dan α-tokoferol (Maesaroh dkk, 2018).
  3.  Kulit tanaman Hylocereus polyrhizus (buah naga merah) merupakan salah satu tanaman yang mengandung antioksidan alami di dalam kulit yang banyak mengandung flavonoid, alkaloid, betasianin, dan vitamin C dan memiliki fungsi sebagai antioksidan. Tambahan antioksidan pada kulit tidak hanya melalui makanan yang mengandung antioksidan yang tinggi namun perawatan pada kulit itu sendiri juga sangat diperlukan. Body butter merupakan salah satu solusi dalam perawatan kulit dengan mudah dan mempunyai tekstur lebih kental mirip mentega, paling banyak mengandung minyak sehingga kemampuannya dalam menjaga kelembapan kulit lebih baik daripada sediaan lotion. 
  4. Metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas antioksidan didalam suatu bahan makanan salah satunya yaitu DPPH (1,1-difenil 2-pikrilhidrazi). DPPH merupakan radikal bebas yang apabila direaksikan dengan ekstrak tanaman yang mengandung antioksidan, maka akan terjadi reaksi penangkapan radikal bebas DPPH yang diubah menjadi 1,1-difenil 2-pikrilhidrazin (kuning). Metode DPPH digunakan untuk menguji kemampuan suatu komponen sebagai penangkap radikal bebas dalam suatu bahan atau ekstrak. Uji aktivitas antioksidan diukur menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Keunggulan dari metode DPPH adalah dapat dikerjakan secara cepat dan sederhana.
  5. Langkah pengujian untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada sediaan body butter yang mengandung ekstrak kulit buah naga yaitu dimulai dari persiapan sampel kulit buah naga, dilanjutkan dengan pembuatan ekstrak buah naga menggunakan larutan etanol 96%. Aktivitas antioksidan tahapan pengujianya dengan cara membuat pengenceran body butter dari tiap-tiap formula menggunakan pelarut etanol 96% dengan penambahan larutan DPPH. Analisis aktivitas antioksidan body butter diukur nilai absorbansinya menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang maksimum yang telah didapat sebelumnya, yaitu 520 nm. Aktivitas penangkapan radikal DPPH (%IC) dihitung berdasarkan rumus: 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑛𝑡𝑖𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑛 = 𝐴𝑂 − 𝐴1 / 𝐴𝑂 𝑋 100%. Keterangan dari rumus tersebut yaitu AO sebagai absorbansi sampel kontrol negatif dan A1 sebagai absorbansi sampel uji. 
  6. Semakin banyak aktivitas antioksidan maka nilai IC50 semakin kecil (Rahmatullah et al, 2019). Metode dalam menstandarisasi hasil pada pengujian antioksidan yang didasarkan metode DPPH yiatu Antioxidant Activity Index (AAI). Nilai AAI berguna untuk penggolongan sifat antioksidan. Jika aktivitas antioksidan diperoleh nilai AAI kurang dari 0,05 artinya bersifat lemah. Jika aktivitas antioksidan diperoleh nilai AAI lebih dari atau sama dengan 0,05 artinya bersifat sedang. Jika nilai AAI antara 1 sampai 2 artinya bersifat kuat sedangkan apabila nilai AAI lebih dari 2 antioksidan sangat kuat (Sawiji dan La, 2021).
  7. Dari hasil penelitian (Sawiji dan La, 2021) diperoleh formula body butter yang memiliki aktivitas terbesar yaitu formula I dengan nilai IC50 49,94 µg/mL (AAI=0,8). Aktivitas antioksidan dalam sediaan body butter ekstrak etanol kulit buah naga merah termasuk ke dalam antioksidan sedang. Uji aktivitas antioksidan kulit buah naga merah masih terbatas pada uji terhadap ekstrak saja. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap aktivitas antioksidan dari hasil fraksinasi seperti kloroform. 
  8. Sumber artikel ini diambil dari beberapa jurnal penelitian yang terkait dengan uji antioksidan menggunakan metode DPPH. Penulis berharap dengan disusunnya artikel ini dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa maupun mahasiswi sehingga dapat meningkatkan standar kompetensi dibidang laboratorium industri khususunya pada bagian pengujian antioksidan.

DAFTAR PUSTAKA

Maesaroh, K; Kurnia, D; dan Anshori, J. A. 2018. Perbandingan Metode Uji

Aktivitas Antioksidan DPPH, FRAP dan FIC Terhadap Asam Askorbat, Asam Galat dan Kuersetin. Jurnal Chimica et Natura Acta Vol. 6, No. 2, Agustus : 93-100. P-ISSN: 2355-0864, E-ISSN: 2541-2574.

Sawiji, R. T; dan La, E. O. J. 2021. Uji Aktivitas Antioksidan Body Butter Ekstrak

Etanol Kulit Buah Naga Merah Dengan Metode DPPH. Jurnal Surya Medika (JSM), Vol 6, No 2 Februari, Page 178 – 184, p-ISSN: 2460-7266; e-ISSN: 2655-2051.

Tristantini, D; Ismawati, A; Pradanal, B. T; dan Jonathan, J. G. 2016. Pengujian

Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode DPPH pada Daun Tanjung (Mimusops elengi L). Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia. ISSN : 1693-4393. Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 17 Maret.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline