Lihat ke Halaman Asli

Peran Orangtua dalam Mengoptimalkan Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini

Diperbarui: 22 Juli 2023   19:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Diah Ayu Praharani

NIM : 2215002018

Dosen  pengampu: Intan Puspitasari, S.Psi,M.A

        Pendidikan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok untuk mendapatkan pengetahuan, wawasan serta membantu individu mengembangkan sikap dan keterampilan dalam mempersiapkan diri menghadapi kehidupan selanjutnya (masa depan). Bagi anak usia dini pendidikan sangat penting untuk menstimulasi tumbuh kembang anak agar menjadi pribadi yang bermanfaat bagi dirinya dan orang disekitarnya. Dalam pendidikan anak usia dini pendidikan tidak hanya dimulai ketika anak memasuki usia formal saja, namun pendidikan di lingkungan keluarga merupakan tempat pertama bagi anak untuk belajar banyak hal. Menurut Musbikin, 2010 pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Anggraini, 2020).

       Dalam pendidikan bahasa, keluarga juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan kemampuan bahasa yang anak miliki. Pendidikan berbahasa di dalam keluarga merupakan salah satu hal yang penting bagi anak, hal tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan fisik atau jalinan pendidikan berbahasa dapat dikemas oleh orang tua ketika berinteraksi dan berkomunikasi. Pengajaran dalam lingkungan keluarga ini sangat perlu diperhatikan karena keluarga merupakan pondasi awal dalam membentuk kepribadian serta menstimulasi perkembangan anak. Jika keluarga memperhatikan asupan stimulasi bagi anak dengan maka hal tersebut sangat memungkin ketika anak tumbuh akan disertai dengan perkembangan yang sesuai dan terarah. Perkembangan bahasa tidaklah tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, namun membutuhkan stimulasi dari orang sekitar terutama orang tua. Namun pada kenyataannya masih banyak orangtua yang tidak memiliki pemahaman akan peranannya dalam menstimulasi perkembangan bahasa anak usia dini. 

          Menurut Maimunah (2012:18) dalam Nurlaeli dan Juniarti, (2018) menjelaskan bahwa: Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting Dengan demikian orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.Oleh karena itu, orang tua harus mampu menjaga, membimbing dan memberikan apa yang dibutuhkan anaknya, baik pemenuhan gizi, pakaian, tempat tinggal maupun pendidikan. Pendidikan anak tidak hanya dimulai dari ketika anak memasuki sekolah dasar, tetapi dimulai dari ketika anak di dalam kandungan.Salah satu pendidikan yang dapat dilakukan seorang ibu kepada anaknya yang masih dalam kandungan adalah pendidikan bahasa.

       Bahasa merupakan alat untuk berfikir, mengapresiasikan diri dan berkomunikasi. Bahasa Merupakan salah satu elemen yang terpenting dalam perkembangan berpikir dalam rangka pembentukan konsep, informasi, dan pemecahan masalah. Hampir tidak mungkin manusia berpikir tanpa menggunakan bahasa, dan melalui bahasa, pikiran manusia dapat ditampilkan begitu juga halnya pada anak usia dini. Melalui bahasa kita dapat memahami komunikasi, pikiran, dan perasaan. 

          Menurut Elizabeth G. (2002) proses belajar bahasa merupakan pencapaian intelektual anak yang paling berharga (Sari, 2018). Dapat dipahami bahwa kualitas perkembangan bahasa itu mencerminkan kualitas perkembangan intelektualnya, perkembangan bahasa dengan perkembangan pengetahuan akan saling berkaitan. Selain itu, bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan anak. Komunikasi yang diharapkan adalah komunikasi lisan yang tepat guna, artinya bahasa itu harus dapat dipahami oleh orang lain. Potensi bahasa merupakan salah satu potensi yang harus dikembangkan pada anak prasekolah karena dengan kemampuan berbahasa yang baik, anak tidak saja dapat berkembang dalam bidang akademik tetapi anak mampu pula berinteraksi secara baik dalam lingkungan sosialnya.

       Perkembangan kognitif atau bahasa Anak akan berkembang secara optimal jika stimulasi telah dilakukan sejak dini, yaitu sejak berada di dalam kandungan. Karena sejak bayi berumur 7 fungsi pendengaran bayi telah berfungsi dengan baik. Silberg (2004: 33) dalam Anggraini (2020) menyatakan bahwa ketika masih di dalam rahim, bayi sudah mampu membedakan suara manusia dan suara suara lainnya. Oleh karena itu seorang ibu memeran peranan penting dalam perkembangan anak ketika di dalam kandungan. Ibu hendaknya menjaga perkataan lisan atau apapun suara-suara yang ia dengar untuk menjaga Anak terhindar dari perkataan kasar yang sangat buruk.

     Kehadiran orang tua dalam perkembangan kebahasaan anak tidak dapat diabaikan begitu saja. Menurut Yuswati & Setiawati, 2022 mengatakan Perkembangan bahasa anak biasa dimulai dengan tangisan pertama hingga anak mampu mengucapkan kata anak mendapat bahasa dimulai oleh orang dewasa saat ibu menjadi orang pertama mulai mengenalkan penggunaan bahasa pada anak agar memahami bagaimana tahap perkembangan pada anak usia dini hingga dapat memberi stimulasi yang tepat pada anak. Jalinan komunikasi dapat dilakukan oleh para orang tua sejak anak masih bayi, diantaranya mendengarkan music lembut yang dapat merangsang fungsi pendengaran anak, dan memberikan kenyamanan bagi anak dan sang ibu. Orang tua hendaknya memilih dan mengetahui bagaimana cara menerapkan pola asuh yang nantinya dapat menstimulasi perkembangan bahasa anak. Orang tua dapat menerapkan pola asuh demokratis karena pola asuh ini sangat tepat bagi orang tua dalam upaya meningkatkan pemerolehan bahasa anak. Ketika orang tua membiasakan diri untuk mengajak anak berbicara, maka secara otomatis kosa kata yang didapatkan anak akan semakin bertambah. Hal ini juga memberikan dampak yang baik bagi anak untuk melatih keterampilan menyimak dan berbicaranya secara berkelanjutan.

       Banyak hal yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk stimulasi verbal yang bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak, diantaranya mengajak anak bernyanyi dan menceritakan, menemani anak menonton televisi, melatih anak melafalkan kosakata baru, dan mendongeng. Berdasarkan masa perkembangannya, anak akan melalui masa perkembangan anak terdapat masa kritis, sehingga diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi anak berkembang secara optimal. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi. Pada periode ini, stimulasi verbal sangat penting untuk perkembangan bahasa anak. Hal ini mengisyaratkan bahwa orang tua bertanggung jawab untuk membantu anak menyelesaikan tugas perkembangannya, termasuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak dalam bingkai pola asuh yang tepat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline