Lihat ke Halaman Asli

diah putri

Mahasiswa

Upaya "Four Me" Pancarkan Damar Kurung Budaya JawaTimur

Diperbarui: 7 Juni 2022   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masmundari (Gresik, 1904) merupakan tokoh seniman yang populer dari seni hias tradisional damar kurung. Beliau tokoh satu-satunya yang tercatat sebagai pelestari kerajinan Damar Kurung sejak 1986.
Damar Kurung merupakan warisan turun temurun. Damar Kurung merupakan lampion berbentuk segi empat dengan setiap sisinya berhiaskan berbagai motif. Tema apapun bisa digambarkan di tiap sisi damar kurung, seperti tema kehidupan, pahlawan, menggambarkan suatu tempat, gambar budaya, dan lain sebagainya menyesuaikan tema yang diambil. Damar Kurung ini merupakan salah satu ikon khas kota Gresik.

Saat ini zaman sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat, zaman revolusi 4.0 yang menjadikan semua serba modern, serba digital. Perubahan zaman ini tentunya membawa banyak dampak, baik itu yang positif maupun negatif. Dampak positif memberikan kemudahan dalam melakukan segala hal, semua serba canggih. Namun, disisi lain juga menimbulkan dampak negatif salah satunya yaitu hampir kikis berbagai budaya tradisional. Budaya warisan nenek moyang, warisan kota setempat. Salah satunya yaitu seni tradisional Damar Kurung ini, seni yang hampir tergeserkan oleh zaman dan budaya yang sudah serba modern, selain itu Damar Kurung mulai bergerser juga disebabkan karena terdapat beberapa orang yang beranggapan ribet dan kurang praktisnya dalam pembuatan. Seperti yang diujar salah satu warga kota Gresik "sebenarnya bagus, hanya saja pembuatannya membutuhkan effort meskipun tidak terlalu besar, seperti dalam pemotongan kayu dan menyambungkannya menjadi mirip kurungan".
Tidak banyak orang yang berminat untuk membuat seni kerajinan ini. Padahal sesungguhnya lampion Damar Kurung ini tergolong sangat unik nan cantik. Damar Kurung mempunyai banyak sekali manfaat, biasanya Damar Kurung dimanfaatkan di bulan ramadhan, Damar Kurung juga sempat dibuat hiasan warga setempat saat 17 Agustus. Pancaran damar kurung terlihat indah saat dinyalakan bebarengan.
Tak hanya itu, damar kurung juga terdapat tarian yang khas namanya yaitu tari damar kurung. Tarian ini biasanya ditampilkan dalam event-event tertentu, salah satu acara yang menampilkan tarian damar kurung yaitu acara grand final cakyukcilik Gresik 2022 di tanggal 29/5/22 (ig:infogresik). Selain itu, semenjak adanya pandemi covid-19 Damar Kurung juga terdapat museum yang bisa diakses hybrid, akses online bisa di laman museummasmundari.com yang menyajikan sejarah dan gambar damar kurung dengan animasi dan pastinya menambah wawasan, serta tidak membosankan.
Adanya laman tersebut membantu untuk mendukung  pelestarian salah satu budaya Jawa Timur. Dari laman tersebut membantu mengajarkan bukan hanya sejarah damar kurung tetapi juga membantu mendukung upaya pelestarian budaya khas Jawa Timur tepatnya di kota Gresik dengan penerapan upaya "Four Me". 

Upaya four me merupakan upaya yang diharapkan bisa membangkitkan jiwa seni dan budaya dalam individu untuk menumbuhkan kesadaran lebih bahwasannya negara kita Indonesia mempunyai banyak jenis budaya salah satunya di Jawa Timur yang patut untuk dikembangkan sampai kapanpun, karena hal ini sangat berharga dan bisa membawa nama baik kota, provinsi, bahkan negara dengan harapan bisa dikenal di negara lain bahwa kita punya karya yang hebat dan unik turun temurun dari para seniman leluhur yang berkembang sampai sekarang. 

Berikut upaya Four Me yang dimaksud supaya seni dan budaya tidak hilang :
1. Melihat karya seni yang sudah tercipta
2. Mengapresiasi semua karya seninya
3. Mencintai seni tradisional tersebut
4. Melestarikan seni tersebut disertai memperkenalkan pada masyarakat.
Sebagai warga Jawa Timur, saya pribadi bangga atas segala seni budaya yang ada di provinsi Jawa Timur, salah satunya yaitu Damar Kurung yang cantik dan elok, yang bisa menggambarkan banyak motif, warna dan makna tersendiri, serta memiliki banyak manfaat selain untuk lampion. Mari terapkan, bekalkan warisan budaya ke anak cucu kelak dan jangan biarkan seni tradisional warisan terkikis dan hilang oleh zaman.

Diah Putri Yuliantika 

Mahasiswa D3 Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline