Dewasa ini, masyarakat sudah tidak asing lagi dengan yang namanya new media atau biasa disebut internet. Internet sudah merambah keseluruh penjuru Indonesia karena pesatnya perkembangan teknologi sekarang ini. Masyarakat seakan dimanjakan dengan adanya media internet, terlebih dengan munculnya aplikasi-aplikasi media sosial seperti facebook, twitter, instagram, bbm, line, path, dan lain sebagainya.
Banyak masyarakat yang menganggap jika memiliki banyak media sosial menandakan bahwa dia adalah anak gaul / masa kini. sebagai contoh ada seorang anak usia SMP yang saya kenal dan memiliki banyak aplikasi media sosial seperti yang saya sebutkan diatas, ketika saya bertanya "mengapa kamu memiliki banyak sekali media sosial?" dia menjawab dengan mantap "kalau tidak punya semua media sosial tidak gaul".dengan jawaban itu seolah-olah media sosial lah yang menentukan apakah seseorang dinyatakan gaul atau tidak, padahal media sosial bukanlah tolok ukur dari gaul atau tidaknya seseorang.
Sebenarnya saat seseorang memakai banyak media sosial (berlebihan) justru orang tersebut bukanya gaul malah terkesan 'sok gaul' (kampungan) karena ia tidak mengetahui apa yang sebenarnya ia butuhkan. dia hanya ikut-ikutan apa yang dilakukan orang lain dan tidak mempertimbangkan secara matang apa manfaat yang ia dapat dari memiliki banyak media sosial.
Ketika saya menanyakan kembali "apa semua media sosial itu penting untukmu?" dia menjawab "sebenarnya ada juga yang menurutku kurang penting, seperti instagram, tapi untuk solidaritas agar saat ada teman yang upload foto bersama, namaku juga ada dalam foto tersebut karena aku juga mempunyai akun instagram". saya cukup tercengang engan jawaban anak tersebut, ternyata alasan demi solidaritas pertaman muncul, sebab itulah dia aktif disemua media sosial agar tidak dibilang ketinggalan jaman.
Jika dilihat dari teori Uses and Gratification yang menyatakan bahwa individu berusaha menikmati apa yang disajikan media massa untuk memuaskan berbagai kebutuhanya. Menurut penelitian McQuail et al (1972) alasan orang menggunakan media yaitu pengalihan perhatian, hubungan personal, identitas personal dan pengawasan. itu juga yang dilakukan anak usia SMP yang memiliki banyak aplikasi media sosial, ia memiliki banyak aplikasi tersebut demi membentuk identitas personalnya menjadi anak gaul dimata teman-temanya dan untuk menjaga hubungan personalnya dengan orang lain agar tetap berjalan.
Dengan demikian akibat yang mungkin terjadi pada anak tersebut akan buruk, seperti ia akan merasa bahwa media sosial itu penting, sehingga ia akan lebih terfokus pada media sosialnya dan mengabaikan tanggung jawabnya sebagai siswa yang seharunya belajar. Dia juga akan mudah terpengaruh oleh apa yang ia tonton, sehingga dia berangan-angan tentang sesuatu yang mungkin mustahil. waktu yang ia miliki juga akan banyak yang tersita karena ia terus memainkan gadgetnya dan masih banyak lagi. Untuk menghindari atau setidaknya mengurangi akibat yang ditimbulkan saya memiliki beberapa tips :
- pilihlah media sosial mana yang anda butuhkan dan menurut anda penting.
- jangan takut dijauhi teman jika tidak memiliki banyak media sosial karena pertemanan yang sejati bukan berasal dari dunia maya (media sosial), melainkan dari dunia nyata.
- boleh menggunakan media sosial, namun berikan batasan dan jangan berlebihan.
- jadilah dirimu sendiri, jangan suka mengikuti orang lain, jika menurutmu itu perlu lakukanlah namun jika menurutmu tidak perlu maka hindarilah (jangan lakukan).
sumber : Richard West dan Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Buku 2. Jakarta. Salemba Humanika
http://www.slideshare.net/kholistianipuspadinahapsa/uses-and-gratification-theory-36022523" (diakses hari sabtu, 12 september 2015, jam 13:23)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H