Apakah aku benar-benar berkorban demi kebahagiaan orang tuaku saat ini?
Akhirnya pertanyaan ini muncul juga, saat aku menginjak semester ke lima kuliahku. Aku selama ini selalu berpikir bahwa apa yang aku lakukan sekarang dan apa yang aku rencanakan akan aku lakukan nanti, semuanya adalah untuk kebahagiaan orang tuaku. Tapi, setelah menelepon ibuku minggu lalu, aku akhirnya mengerti. Aku mengerti bahwa ibuku mempunyai keinginan yang agak sedikit berbeda.
Ibuku tidak ingin aku pergi jauh lagi meninggalkannya, seperti apa yang aku lakukan saat ini. Maklum, aku kuliah di Surabaya, sedangkan ibuku tinggal di Lombok. Dia pasti sudah berjuang menahan kerinduannya selama hampir 3 tahun ini. Setiap aku ceritakan akan rencanaku setelah lulus kuliah, dia sepertinya agak berat untuk mengiyakan. Tentu, dia tidak ingin aku pergi jauh lagi, dia ingin agar aku segera pulang ke Lombok dan kembali berada didekatnya lagi.
Jujur, sekarang aku bingung. Apa yang harus aku lakukan? Jika aku ingin mencapai cita-citaku yang setinggi langit, aku harus pergi lagi. Tapi, jika aku pergi lagi, aku akan kembali menjauh dari ibuku. Dan ketika aku berpikir akan menjauh lagi, mungkin ibuku akan mengizinkan dengan berat hati.
Dosakah kita, kalau kita ingin mengejar cita-cita untuk membahagiakan orang tua, namun di sisi lain kita juga mungkin menyakitinya dengan tindakan kita ini?
Hamba mohon petunjukmu ya Allah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H