Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Negara Sakura lebih dekat dari Cara minum Teh dan Pakaian Tradisionalnya

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

IMG20150317151245

Untuk pertama kalinya saya mengikuti acara di Japan Foundation, niat ajak teman-teman untuk ikut. Tetapi pada akhirnya saya datang sendiri. Karena sudah penasaran sekali dengan kebudayaan jepang. Hari ini acara di tampilkan oleh Japan Foundation (JF-Jakarta) adalah DISCOVERING JAPANESE CULTURE: From Traditional to Pop Culture yang dimulai dari Jam 10.00 – 12.00 Discovering Chanoyu – Pengenalan Budaya Jepang Melalui Upacara Minum Tea Jepang menjadi salah satu negara yang memiliki ritual minum teh yang istimewa. Mengapa istimewa, karena tradisi minum teh di Jepang diselenggarakan dalam upacara khusus yang menggabungkan antara seni dan filsafat hidup. Upacara minum tea ala jepang ini syarat dengan filosofi hidup, terhadap pencipta, manusia dan alam sekitarnya. Saya diberikesempatan ikut serta mengikuti prosesinya satu persatu tahapan. Dalam prosei ini ada dua penyaji utama yaitu Hantosia senior penyaji dan Otamae yang membuat tea, serta beberapa rekan yang membantu untuk pembagikan tea untuk tamu. Dalam prosesi sebenarnya tamunya tidak dibatasi, serta lamanya 4-6 jam. Tetapi untuk di Japan Foundation kali ini dibatasi setiap sesi 20 orang, dilaksanakan 3 sesi. Karena waktu yang terbatas. Jadi prosesi ini sebagian kecil dari prosesi aslinya. Saya mendapat sesi pertama. Cara membuat tea itu ada aturan dan tatakramanya semua ada makna dan filosofi. Teman minum tea kali ini disediakan kue moci. Setelah penyaji menyiapkan the untuk tamu istimewa, baru para pembantu penyaji lainnya mengeluarkan cawan yang lain untuk diberikan pada tamu lain. Meminumnya pun ada aturannya. Setelah menerima cawan, cawan diputar 2 dua kali. kemudian diseruput sampai habis (tidak langsung satukali minum bisa dua atau 3 kali minum dan yang terakhir harus bunyi srrrrruuuuuup) kenapa harus bunyi dalam arti menghormati tuan tumah sudah menjamu tamu. kemudian bekas bibir kita dibersihkan dengan tangan, setelah dilap cawan diputer kembali dua arah berlawanan dengan jarum jam. baru dikembalikan ke tuan rumah.

DSC_9662

DSC_9664

DSC_9665

Jam 13.30 – 15.00 Discovering Kimono – Pengenalan Budaya Jepang Melalui Pakaian Tradisional Jepan Pada sesi ini diperkenalkan berbedaan KIMONO dan YUKATA : - Berbeda dengan kimono yang disebut orang Jepang sebagai Gofuku atau Wafuku dan hanya dipakai pada kesempatan formal seperti pernikahan, upacara masuk sekolah, atau upacara kedewasaaan tahun baru, - Yukata dipakai untuk kesempatan santai, seperti berjalan-jalan melihat pesta kembang api, melihat matsuri atau menari di saat perayaan Obon. - Berbeda dengan kimono yang berharga mahal hingga luar biasa mahal, harga Yukata umumnya terjangkau oleh semua orang. - Berbeda dengan kimono jadi yang hampir-hampir tidak ada toko yang mau menjualnya, Yukata yang sudah jadi dengan beraneka ukuran banyak dijual toko dengan harga terjangkau. - Berbeda dengan kimono yang menurut ukuran lebar lengannya dapat diketahui status seorang wanita (sudah menikah atau masih gadis), Yukata dapat dipakai oleh siapa saja tanpa mengenal status. - Berbeda dengan kimono yang dikenakan dengan pakaian dalam sebanyak dua lapis (Hadajuban dan Juban), perempuan yang mengenakan Yukata hanya perlu pakaian dalam lapis pertama (Hadajuban).

IMG20150317133356

IMG20150317135116

IMG20150317140353

IMG20150317142756

IMG20150317143509

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline