Lihat ke Halaman Asli

Menginjakkan Kaki di Pulau Derawan (#1)

Diperbarui: 29 Maret 2020   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Amazing, sejauh mata memandang di tengah hamparan laut nan biru, betapa indah tak terkatakan. Perjalanan kali ini ke Timur Kalimantan, menuju Kepulauan Derawan.

Perjalanan di mulai dari Jakarta pukul 6.10 WIB menggunakan pesawat menuju Bandara JUWATA Tarakan Kalimantan Utara, butuh 2 jam 50 menit dari Jakarta karena transit di Bandara Sepinggan Balikpapan. 

Melalaui Pelabuhan Tengkayu 1  dilanjutkan dengan Speedboat kecil menuju Pulau Derawan. Sebelum berangkat ke Derawan jangan lupa membawa uang cash secukupnya karena tidak ada ATM di pulau Derawan, Untuk akses ke Pulau Derawan harus menyewa speedboat dari Tarakan atau Tanjung Batu. 

Yang dari Tarakan jarak tempuh 2 -- 3 Jam dengan kapasitas penumpang 16 -- 17 orang + pengemudi dan asistennya. Sedangkan dari Tanjung Batu jarak tempuh 30 -45 menit ke Pulau Derawan (saya dapat dari guide lokal) tidak menutup kemungkinan akan lebih cepat jarak tempuh Tanjung batu ke Derawan 15 - 25 menit wawancara dari teman yang lebih dahulu pergi sebelum saya. Menuju Tanjung Batu ditempuh 2 jam dari kota Berau.

Perjalanan yang cukup panjang dari Tarakan ke Pulau Derawan. Di dalam speedboat yang melelahkan akhirnya kami merapat ke dermaga yang terletak didepan penginapan.  Masih tidak yakin dengan apa yang saya lihat. 

Begitu bening air yang ada di sekitar penginapan, sehingga rasa ingin nyempung ke laut pun begitu hebat. Mata saya tertuju pada sekumpulan ikan dan seekor Penyu yang sedang diam didasar dekat kamar penginapan.

Panitia mengumumkan bahwa kami dapat mencoba alat snorkeling di sekitar penginapan, tanpa berpikir panjang saya bersama beberapa teman akhirnya menjoba untuk bersnorkeling di sekitaran, tetapi saya lupa sebelum nyempung ke laut seharusnya ada sedikit pemanasan, dan akhirnya terjadilah kaki kram mendadak, saya putuskan naik kedarat untuk mengamankan kaki terlebih dahulu.

Suasana persaudaraan begitu cepat dirasakan ceprat -- cepret pun terjadi dimana-mana. Sambil menunggu SUNSET Derawan hari pertama. Amazing dan perasaan yang tidak bias diungkapkan lewat kata-kata.

Setelah istirahat dan bersih-bersih dilanjutkan dengan makan bersama diruang makan untuk malam. Pada saat makan malam ini kami diperkenalkan oleh panitia kepada 2 guide local yaitu pak Memed  sebagai  operator didarat yang menservice kami untuk penginapan serta makan pagi  dan malam, sedangkan  Pak Budi operator kami di sepanjang perjalanan menuju pulau-pulau dan titik2 snorkeling serta spot2 cantik untuk hunting foto. 

Pada saat makan malam kami di beritahu apa yang dilarang dan boleh dibawa pada saat kelajah pulau. Ada adat Bajau yang merupakan sebuah upacara kebudayaan yang dalam setiap sedekah laut, salah satu yang disedekahkan dalam upacara tersebut terdapat TELUR dan NASI KUNING.oleh sebab itu  TELUR dan NASI KUNING tidak boleh dibawa ke laut untuk bekal makan siang. Tapi boleh sebagai sarapan pagi sebelum berangkat melaut.Penjelasan dilanjutkan dengan teknik snorkeling, spot mana yang harus waspada dan dimana kita harus berhati-hati dengan hewan dan tumbuhan dasar laut.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline