Lihat ke Halaman Asli

Pertamina Dukung Peningkatan Keanekaragaman Hayati dan Pengembangan Masyarakat melalui Kopi di Sembalun

Diperbarui: 29 September 2024   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelatihan dan edukasi pemanfaatan limbah kulit kopi menjadi pupuk kompos kepada Kelompok Tani LUNACO dan masyarakat Desa Sembalun Bumbung

Melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Ampenan terus meningkatkan pendampingan Program Sembalun Agro Coffee (LUNACO) di Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Adapun dalam pelaksanaan Program LUNACO menerapkan sistem pertanian kopi terintegrasi dan menciptakan sirkular ekonomi dengan pengelolaan kopi dari hulu ke hilir. Pada bagian hulu berupa pembibitan kopi Arabica dengan dalam greenhouse dan penanaman tumpeng sari, penciptaan proses produksi baru yang mengasilkan bubuk Kopi Arabica LUNACO berkualitas, serta bagian hilir berupa pengolahan limbah kulit kopi menjadi kompos untuk tanaman kopi. Sistem sirkular ekonomi pada petani kopi ini pertama kali diterapkan di Lombok Timur

PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Ampenan bekerja sama dengan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram berupaya meningkatkan kapasitas petani melalui pelatihan pengelolaan limbah kulit kopi menjadi pupuk kompos di Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Pelatihan ini merupakan salah satu upaya menerapkan pertanian berkelanjutan melalui Program Sembalun Agro Coffee (LUNACO).

Pelatihan ini dilaksanakan pada 8 Agustus 2024 di Desa Sembalun Bumbung, melibatkan para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani LUNACO. Materi yang disampaikan terkait manfaat limbah kulit kopi, pemanfaatan limbah kulit kopi menjadi kompos, dan tata cara pemanfaatannya. Selain limbah kulit kopi, pembuatan kompos juga dicampur dengan limbah ternak sapi agar hasilnya optimal. Hal ini tentu mendorong terwujudnya integrated farming di Desa Sembalun Bumbung. Penggunaan pupuk kompos juga menjadi solusi ancaman degradasi lahan akibat terlalu banyak pupuk kimia.

Integrated Terminal Manager, Taufik Nur Alam mengatakan, Program LUNACO fokus pada peningkatan keanekaragaman hayati dan pengembangan masyarakat yang dimulai dengan data mapping pada tahun 2021 dan dijalankan pada tahun 2022. Saat itu, hanya fokus pada peningkatan varietas tanaman kopi Arabica di Desa Sembalun Bumbung. "Dengan semangat keberlanjutan, Program LUNACO terus berkembang dan memberikan manfaat bagi petani kopi dan masyarakat yang lebih luas," ujar Taufik Nur Alam.

Kelompok Tani LUNACO mulai memanfaatkan limbah kopi, limbah ternak, dan limbah pertanian lainnya yang selama ini menimbulkan masalah lingkungan menjadi pupuk kompos untuk tanaman kopi. "Kami mendukung kelompok dalam menjaga kualitas lingkungan dan sumber daya manusia, agar tercipta kehidupan yang lebih baik di masa depan," ucap Taufik Nur Alam. Ia menambahkan, pihaknya sebagai bagian dari Perusahaan di sektor energi memliki komitmen dalam mendorong peningkatan kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. "Melalui Program LUNACO, masyarakat mampu mengubah masalah limbah menjadi produk yang bermanfaat," kata Taufik Nur Alam.

Ketua Kelompok Tani LUNACO, Sulman menjelaskan, Program LUNACO membawa perubahan pada masyarakat Desa Sembalun Bumbung yang sebelumnya tidak memiliki pengetahuan dalam pengelolaan tanaman kopi dari hulu ke hilir. "Mengolah limbah kulit kopi dan limbah ternak menjadi kompos menjadi pengetahuan baru sekaligus penghematan biaya pupuk kimia bagi kelompok."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline