Lihat ke Halaman Asli

Social NOT-Working

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berteman “akrab” di Facebook, saling kirim tweet di Twitter atau sering chatting online bukan berarti kalian best friend forever...

Kamu sering menulis wall FB-nya atau chatting sama dia. Berarti kamu berteman baik sama dia, kan? Not! Kalau begini caranya, ini sih sudah bukan bentuk pertemanan yang murni lagi.

Sebelum ada internet...

Dulu, manusia harus ekstra usaha untuk membangun dan membina sebuah hubungan pertemanan. Dengan ketemuan face to face, telepon atau surat. It sounds old school, but it works! Sekarang. Saat teknologi udah bertambah maju, semuanya menjaditerasa gampang. Termasuk membina hubungan pertemanan. Tinggal add, approve, and voila! You’re suddenly friends meski nggak kenal-kenal amat. Padahal hubungan pertemanan itujuga harus berkualitas. Memiliki hubungan akrab satu atau dua sahabat aja bisa bikin hidup jadi lebih berwarna, kok.

Dulu dan sekarang...

Zaman sekarang, semua bentuk komunikasi udah canggih berkat internet. Nggak cuma gampang menjalin pertemanan, kita bisa ngobrol bareng teman se-geng via chatting. Akhirnya, begitu ketemu kita nggak ada topik obrolan. Ini bisa bikin pertemanan jadi nggak berkualitas lagi. Jadinya Cuma membahas hal-hal sepele, misalnya foto-foto terbaru apa aja yang di-upload dan sebagainya. Nggak seru kan jadinya?

What’s true?
Chatting is fun, tapi bisa bikin kamu jadi lupa rasanya punya sahabat buat diajak ngobrol face to face. Apalagi karena udah terlanjut membahas semua cerita secara online, begitu ketemu kalian nggak tahu mo ngobrolin apa lagi. Tapi, nggak bisa dipungkiri kalau “pertemanan” cyber akan terus ada and you’re allowed to enjoy it. Yang penting kamu bisa mempertahankan hubungan pertemanan yang real dengan teman-teman real kamu.

Spot a social fraud!

·Poke kamu... setiap saat.

·Hampir setiap hari online.

·Sering kasih komen di foto-foto kamu, misalnya “Wah, rambut kamu keren! Kapan potongnya?” padahal udah setahun kamu nggak ganti gaya rambut.

·Begitu kamu sign-in, mereka langsung mengirim instant message ke kamu.

·Kamu udah berbulan-bulan nggak ketemu mereka (ngobrol online nggak berarti ketemuan!)

·SETIAP KALI DIAJAK KETEMUN, MEREKA BILANG NGGAK BISA, KARENA PUNYA RENCANA LAIN.

·Mereka lebih suka mengontakmu lewat wall FB atau tweet di Twitter daripada mengirim message personal.

Maintain friendhip on- and offline

·Bikin waktu khusus untuk ketemuan bareng geng kamu tiap sepulang sekolah dan weekend for some quality time.

·Batasi waktumu untuk chatting bareng sahabat supaya kamu jadi pengen ketemu dan ngobrol lansung sama mereka.

·NEVER EVER MEMBOCORKAN RAHASIA KAMU ATAU TEMAN SECARA ONLINE, KALAU KAMU NGGAK MAU MERUSAK PERSAHABATAN KALIAN.

·Pahami kalau berkomunikasi secara online itu Cuma sekedar bonus dan bukan cara kontak sesungguhnya.

·Kalau temanmu tinggal diluar kota/negeri, coba telepon, kirim surat atau e-mail. Lebih berkualitas dan intens.

Semoga slogan mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat tidak berlaku untuk kita, kita hidup didunia yang real yang membutuhkan orang-orang yang real, jangan sampai hidup seperti dunia yang fakewith fake friends too.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline