Lihat ke Halaman Asli

Dhonnie Opang

Mahasiswa Peternakan Universitas Nusa Cendana Kupang

Media Komunikasi Membunuhmu

Diperbarui: 20 Oktober 2021   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kolase -- ilustrasi pribadi

Perkembangan arus komunikasi dan informasi menggugat masyarakat untuk beradaptasi. Mirisnya bahwa proses adapatasi ini hanya berasal dari satu arah, yakni dari masyarakat. Sedangakan pihak pemerintah hanya siap perintah. Contoh konkret, pemerintah menyuruh para pelajar untuk belajar dan ujian online, tetapi fasilitas pendukung semisal jaringan tekomsel tidak tersedia. Bagimana para pelajar beradaptasi?

Sebagai korban, para pelajar diterpaksa mengikutinya saja, tanpa ada kompromi. Proses dialog lenyap tertelan kata "perintah". Ini perintah pak, tercantum dalam uu,. nomor dan tahun sekian". Siapa yang mau menolak. Pendidik dan pelajar hanya bungkam. Realitis ini semacam membudaya yang lama-lama seperti buaya sebagai hewan buas yang menakutkan. 

Dalam proses ujian dan studi online, para pedidik dan pelajar berusaha sekeras mungkin untuk mencari singal tekomsel agar dapat melangsungkan kegiatan. Media komunikasi hp dan leptop menjadi alat ukur dan singal tekomsel menjadi petunjuk arah hidup baru bagi pendidik dan pelajar. Jika jaringan tekomensel ditangakap di atas pohon, maka pelajar sambil membawah lepatop dan hp ikut naik ke atas pohon. Demikian juga yang kejadian yang terjadi dalam gambar. Tanpa sadar kalau media komunikasi membunuh kita.  Sebab dalam konteks ini yang utama adalah "keselamatan singal tekomesel diutamakan bukan keselamatan nyawa manusia"

Penerapan aturan yang kontekstual.

Aturan yang diterpakan perlu disesuaikan dengan konteks.. Jangan hanya mementingkan kebutuhan sepihak. Penranpan aturan yang kontesktual itu sendiri hanya terjadi jika, ada tim survei lapangan dan ada dialog. Juga hindari peciptaan kesimpulan umum tanpa pertimbangan premis-preimis khusus. Sebab dapat dibaca jika pemberlakuakan aktivitas sekolah online diberlakukan dengan pertimbangan jika, semisal 70 presen atau sekian presen wilayah A sudah memiliki jaringan tekomsel yang bagus padahal 30 persen belum.. Nah, Ini masalah yang perlu diberi solusi. Pada wialayah ini, perlu ada dialog dan survei juga pengadaan alat bantu. 

"Tentu kita semua sepakat dan medukung gerakan untuk mencerdaskan anak bangsa bukan menlenyapkan anak bangsa"

Manggarai, 18 Oktober 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline