Lihat ke Halaman Asli

Dhiya UlHaqqi

Tukang Ngobrol

Psikologi Sesat dan Pesta Demokrasi: Mekanisme, Dampak dan Upaya Pemahaman

Diperbarui: 27 Juli 2023   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Jon Tyson on Unsplash   

Psikologi kesesatan merupakan bagian potongan roti psikologi yang mengkaji perilaku manusia yang cenderung salah dalam penalaran dan persepsi. Fenomena kesesatan ini tentu saja melibatkan proses pikiran dan pandangan yang berbeda dari realitas objektif atau fakta yang ada. Dalam artikel ini, kita akan mengupas berbagai aspek tentunya dalam psikologi kesesatan, yang mana meliputi mekanism hingga dampaknya terhadap individu dan masyarakat, serta upaya untuk memahami dan menghadapinya di era pesta demokrasi.

Bagaimana Mekanisme Psikologi Kesesatan Dalam Pesta Demokrasi?

Ada 4 poin yang menggambarkan bagaimana mekanisme psikologi kesesatan ini terbentuk

1. Psikologi Kesesatan adalah bidang penelitian yang menguji alasan di balik kesalahan berpikir dan persepsi manusia. Hal ini berkaitan erat dengan kognisi, bias kognitif, dan ketidaktepatan dalam proses pengambilan keputusan.

2. Bias Kognitif adalah salah satu mekanisme utama psikologi kesesatan. Ini mencakup tendensi manusia untuk mengabaikan informasi yang bertentangan dengan keyakinan atau pandangan mereka yang sudah ada sebelumnya. Bias ini juga mencakup konfirmasi kecenderungan, di mana individu mencari dan memilih informasi yang mengonfirmasi keyakinan mereka sendiri.

3. Efek Dunning-Kruger adalah fenomena di mana individu yang memiliki pengetahuan atau keterampilan rendah cenderung merasa lebih percaya diri dan berpengetahuan dari pada yang sebenarnya. Sebaliknya, individu yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang tinggi cenderung merendahkan diri dan meremehkan kemampuan mereka.

4. Pengaruh Kelompok Sosial dimana pentingnya afiliasi dengan kelompok sosial dapat mempengaruhi persepsi dan penilaian individu. Kelompok sosial sering kali memainkan peran penting dalam membentuk keyakinan dan pandangan individu, sehingga mempengaruhi tingkat kesesatan yang mungkin terjadi.

Dari poin di atas, merupakan cara mempengaruhi jalan pikir dari setiap individu, seperti halnya Bias Kognitif secara jelas didefinisikan sebagai penyangkalan terhadap apa yang diyakini dari keyakinan sebelumnya yang mana secara umum dalam instrumen politik kita sebut dengan "Pengikut Taklik Buta" dari pendekung-pendukung politik yang di pengaruhi setiap orasi-orasi dan perbincangan dialog. Disini saya tidak mengklim bahwa yang di bicarakan itu semua sesat dan jauh dari rasio sehat, mungkin saja dalam naskah orasi tersebut 50% misi yang ingin di wujudkan secara moral berdasarkan kemampuan aktornya, dan 50% tersebut di rasa tidak cukup untuk menjaring suara sehingga di tambahkan dengan penjelasan imaji-imaji yang sebenarnya jauh dari relevansi moment yang dirasakan di mana barlandaskan tendensi pendengar sehingga menghasilkan 90% sampai 100% terlihat meyakinkan.

Dilanjutkan dengan karakteristik ketokohan yang di pancarkan sehingga meyakinkan pendengar dengan pembenaran-pembenaran yang ada bahkan logika yang di pakai terlihat tidak bersentuhan dengan kecacatan berpikir yang mana  kita sebut dengan Efek Dunning Kruger, hal ini di dasari dengan berbicara tanpa dasar pengetahuan yang memadai, Banyak politisi atau tokoh politik yang kurang paham atau minim pengetahuan tentang isu-isu politik tertentu  sering kali mengeluarkan pernyataan yang terkesan sombong dan mengesankan, meskipun pernyataan tersebut tidak berdasar atau bahkan salah. 

Mereka merasa cukup percaya diri untuk berbicara di depan publik tentang topik-topik kompleks tanpa benar-benar memahaminya sehingga di lanjutkan dengan pengambilan keputusan yang buruk yang menyebabkan politisi atau pejabat yang kurang berpengalaman atau berpengetahuan dalam bidang kebijakan publik untuk membuat keputusan yang buruk atau kurang tepat. 

Ketidaktahuan mereka tentang konsekuensi kebijakan dapat berdampak negatif pada masyarakat dan negara secara keseluruhan, Beberapa politisi yang merasa diri mereka sangat berpengetahuan cenderung mengabaikan saran dari ahli dan berkeras pada pandangan mereka sendiri, meskipun pandangan tersebut salah karena ketidak mampu mengenali kekurangan diri. Secara teoritis ketika seseorang terkena efek Dunning-Kruger, mereka cenderung tidak mampu mengenali keterbatasan atau kekurangan diri mereka. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk belajar, tumbuh, dan memperbaiki kesalahan dalam dunia politik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline