Lihat ke Halaman Asli

Dhiya UlHaqqi

Tukang Ngobrol

Bagaimana Bisa Identitas Sosial Menjadi Ancaman Nasional?

Diperbarui: 25 Januari 2023   14:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar oleh Reimund Bertrams dari Pixabay

Banyak civitas psikologi melakukan penelitian  tentang bagaimana identitas  sosial  memengaruhi  sikap  publik. Pada kesempatan ini saya ingin mengeksplorasi  hubungan  antara  berbagai  bentuk  identifikasi  persepsi yang dimoderasi  hubungan  ini  dengan  ancaman yang  dialami  terhadap  kekuatan  nasional  dari identitas  sosiokultural. Negara  semakin  bekerja  sama  untuk  memecahkan  masalah besar  (global). Misalnya,  ditandai  dengan  integrasi ekonomi  dan  politik  yang  erat  antara  negara-negara.  Namun,  keefektifan bentuk  kolaborasi  ini  bergantung  pada  apakah  orang memandang (terlepas setuju/tidak).

Di samping itu, untuk  mengatasi  tantangan  global  utama,  seperti  pandemi  kesehatan  dan  perubahan  iklim,  kita tahu perlu  bekerja sama  dalam kelompok antar Negara.  Namun,  agar  efektif  dalam  menyelesaikan masalah,  organisasi atau regional Negara  ini  harus dianggap  sah  oleh  warganya.  Artinya,  efektivitas  dan  kelangsungan  hidup  organisasi  tata  kelola internasional  sangat  bergantung pada  apakah  publik  percaya  bahwa  lembaga-lembaga  ini yang mana sebagai otoritas pelaksan,  karena penilaian  legitimasi  tersebut menjaga  rasa  hormat setiap warga.

Oleh  karena  itu,  para  Ilmuan seperti Ellemers di tahun 1993 atau Turner di tahun 1999, mereka menganggap civitas  ilmu  politik, cenderung tertarik  dengan bagaimana  faktor  tingkat  individu  dan masyarakat  yang  menjelaskan kapan  dan  mengapa  orang menganggap  organisasi  tata  kelola  internasional di anggap sah. Salah satu  faktor  tingkat  individu  utama  adalah  identitas  sosial. Namun  identitas  sosial  adalah  konsep  yang  kompleks  dan  dinamis, yang  melibatkan  banyak keanggotaan  kelompok  yang berinteraksi  dengan  faktor  kontekstual  (Ellemers,  1993;  Turner,  1999). 

penyelarasan  moral  dan  identifikasi  kelompok  yang mengarah  kepada  kepercayaan  yang  lebih  tinggi  terhadap  anggota kelompok lain. Proses  ini telah  terbukti  mengandung kepercayaan  pada  otoritas  politik. dengan kata lain, ketika  orang  merasa
dihormati  oleh individu lain,  dan  seseorang tersebut mengidentifikasi  dengan  kelompok  yang  diwakili  oleh  otoritas, ia menganggap otoritas  ini  lebih  dapat  dipercaya  dan  sah  dan  setelah proses mempercayai ini selesai maka  untuk  secara  sukarela menerima  dan mematuhinya. 

terhubung dengan argumen di atas,  ketika  seseorang membuat kesimpulan bahwa otoritas  memiliki  pemahaman  yang  tepat tentang benar  dan  salah,  mereka  cenderung  membenarkan  pelaksanaan  kekuasaannya  dan  menunjukkan lebih  banyak kepatuhan dari pengikut. Faktor-faktor  yang  terbentuk identitas  dan  nilai-nilai  bersama,  seperti  keadilan  prosedural  yang dirasakan yang katanya menerima  hasil  positif,  karenanya  dapat  menjadi  sumber  legitimasi pemimpin.

sejauh  mana  identitas  sosial  menyisakan  ruang  untuk  identitas  nasional?

Dalam memahami  bagaimana  individu  berhubungan  dengan  kelompok,  bukan  hanya  membutuhkan  wawasan  ke  dalam  tingkat identifikasi  sosial individu,  tetapi  juga bagaimana  individu berada di tingkat  ini dalam berinteraksi  dengan  faktor  kontekstual dan sosial. KIta contohkan seperti kelompok lain  yang  mengancam  kekuatan,  sumber  daya,  nilai,  atau  identitas  kelompoknya  sendiri menimbulkan defensif,  terkhusus antara orang-orang  yang  sangat  mengidentifikasi  diri  dengan  kelompoknya .

Dalam  situasi  kelompok berskala tinggi,  ini  mungkin terkait ancaman  terhadap  kekhasan  kelompok  itu  sendiri  sehingga meniadakan originalitas di budaya nasional itu sendiri. Dalam  nada  yang sama, akan tetapi kepercayaan  institusional  dan kewajiban untuk dipatuhi. Berdasarkan fenomena ini, banyak peneliti menemukan bahwa:

  • kepedulian warga dengan identitas sosial yang berbeda  terhadap nasional berdasarkan kepercayaan publik terhadap pejabat dan pihak terkait sebanyak 87%
  • tingkat kepedulian warga dengan identitas sosial yang berbeda terhadap nasional ini sangat di tentukan pada tindakan pejabat dan pihak terkait berdasarkan  azaz hukum sebanyak 99%
  • Sebagian besar pegawai negeri, bekerja loyal terhadap negara berdasarkan kepercayaan sistem negara tersebut baik, maka kinerja pegawai negeri berpengaruh sebesar 77%
  • Jika negara ingin setiap warga dengan identitas sosial yang berbeda  harus  mematuhi  undang-undang  yang  dibuat  oleh pemerintah meskipun  bertentangan  dengan  apa  yang  mereka  anggap benar, maka tingkat kepatuhan ini akan meningkat 81% jika negara menjamin mereka dalam menampilkan identitas sosialnya.
  • Orang yang mematuhi  undang-undang  yang  dibuat  oleh  Negara  meskipun  mereka  tidak  akan  ketahuan  melanggarnya beranjak pada konsep ketidak patuhan walaupun sistem negara dan aturan hukum  sudah di jalankan di temukan sebesar 61%.
  • Seseorang merasa dia harus  menerima  keputusan  yang  dibuat  oleh Negara hanya 30% jika bertolak belakang dengan penerapan poin di atas



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline