Lihat ke Halaman Asli

Dhiya UlHaqqi

Tukang Ngobrol

Review Journal: Mengurangi Dehumanisasi Politik dengan Memasang Fakta dan Pengalam Pribadi

Diperbarui: 22 Maret 2023   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image by 지원 이 from Pixabay 

Journal  Emily Kubin, Kurt J.Gray dan Christian von Sikorski dengan judul Reducing Political Dehumanization by Pairing Facts With Personal Experiences ini sangat menyita perhatian bagi civitas psikologi politik, yang mana mereka melihan persoalan mengenai bagaimana media massa dalam memanfaatkan pengalaman narasi guna mempengaruhi persepsi partisipan dan tentunya beranjak pada penelitian-penelitian sebelumnya. 

Selain itu kita juga dapat melihat dalam artikel tersebut, mereka menekan akan kekuatan pengalaman pribadi dalam komunikasi publik untuk pembuktian kebenaran dan logika dalam suatu kesimpulan. di dalam artikel tersebut dapat kita lihat juga di negara-negara berkembang, mereka hidup di antara "fakta alternatif" dan "berita palsu" juga ikut di bahas oleh politisi,jurnalis sampai warga negara.

Kekuatan Pengalaman Pribadi dengan Komunikasi Politik

Mereka berpendapat bahwa seorang partisipan bergambung dalam suatu organisasi atau lembaga politik, hal itu bermuara dari pengalaman yang merugikan, dengan kata lain ketika mereka mengikutsertakan diri tentunya dengan harapan yang menguntungkan terlepas dari hal yang bersifat positif atau negatif. 

Yang menariknya adalah, penelitian ini melihat manfaat berbagi pengalaman antar lewan politik lewat pengalaman-pengalaman yang berbahaya dan berhubungan erat antara konstruksi dan toleransi, sehingga mereka membuat hipotesis bahwasanya pengalaman pribadi yang berbahaya akan memprediksikan peningkatan toleransi terhadap lawan politik, maka ini patut di pertanyakan sekaligus melalui pengujian apakah benar adanya ?

Asosiasi Antar Toleransi dan Pengurangan Dehumanisasi

dalam penelitian Martherus di tahun 2021 mengkonstruksikan sebuah kesimpulan bahwasanya ketika pertisipan dalam sebuah partai/lembaga/organisasi politik terjadi ketidaktoleran secara politik, maka di saat itu juga mereka memandang lawan politik bukan sebagai manusia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline