Pengantar
Mungkin dari kita beranggapan bahwa kelumpuhan tidur hanya terjadi saat proses ketidaksadaran indvidu, akan tetapi faktanya kelumpuhan tidur adalah keadaan sadar yang di alami saat bangun dari tidur atau saat tertidur dengan secara sadar mengetahui kondisi di sekeliling kita.
Kelumpuhan ini terjadi dengan pengalaman individu tidak dapat bergerak selama beberapa detik atau menit. yang disertai dengan halusinasi yang menakutkan. Salah satu faktornya adalah stres emosional yang mana mengambil peran dalam menyebabkan kelumpuhan tidur. Selain faktor lingkungan stress juga tampaknya ada faktor genetik dominan yang terkait dengan mudahnya individu terserang kelumpuhan tidur.
Pertanyaannya adalah apakah kita pernah menemukan diri kita lumpuh sesaat saat kita tertidur atau baru bangun? Ini adalah fenomena yang sering disertai dengan pengalaman misterius, yang dapat mengakibatkan diri kita tidak dapat bergerak, tidak dapat berbicara, merasakan kehadiran seseorang, frustrasi dan ketakutan yang hebat.
Bagi sebagian orang, kelumpuhan tidur mungkin merupakan pengalaman sekali seumur hidup, bagi orang lain, ini bisa menjadi pengalaman yang sering, bahkan setiap malam. Ini adalah fenomena yang terjadi pada hampir semua orang dan kebanyakan orang yang menderita ini tidak mengetahuinya dan bagaimana mengatasinya.
Sebelum pada pembahasan bagaimana cara mengatasinya. Banyak orang tidak percaya dan menyebutnya takhayul dan palsu bahkan di sebut dengan Hantu Bunoet, mungkin saja hal ini pada lingkaran masyarakat masih belum bisa di jelaskan secara sederhana dalam bungkusan ilmiah, maka di anggap sebagai konsep supranatural. Pada artikel ini penting untuk kita mengenai kesadaran akan fenomena ini dan bagaimana menghadapinya. Sederhananya adalah untuk mengetahui bagaimana kelumpuhan tidur ini dalam mempengaruhi psikologis manusia sehingga kita dapat membantu orang-orang yang menghadapi kelumpuhan tidur untuk mengendalikan ketakutan mereka menghadapi kelumpuhan tidur.
Pembahasan
Kebanyakan dari kita menganggap fenomena kelumpuhan saat tidur yang bersifat sementara ini bagian dari takhayul dan ilusi. Hufford (2005) dalam penelitiannya membuktikan kelumpuhan tidur terhadap 93 siswa yang mana subjek tersebut ia menemukan 23% pernah mengalami kelumpuhan tidur, yang dikenal sebagai "Old Hag" dengan populasinya merupakan mahasiswa di Newfoundland.
Artikel ini menegaskan bahwa fenomena ini bisa terjadi di berbagai latar belakang budaya seseorang seperti yang di laporkan oleh Carl C. Bell dkk. (1984) mengukur fenomena gangguan ini pada populasi kulit hitam pada subyek sehat dan pasien psikiatri di mana ia menemukan bentuk dasar dan pola halusinasi pengalaman adalah hasil dari proses intrinsik, independen dari pengalaman sebelumnya pengalaman, kemungkinan terkait dengan neurofisiologi REM yang mendasarinya.