Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai apasi konsekuensi orang yang berdakwah tapi ia tidak mengamalkan dakwah tersebut terhadap dirinya sendiri, terdapat pada hadits riwayat Imam Muslim no 5305 yang berbunyi "Seseorang didatangkan pada hari kiamat kemudian di lemparkan ke neraka hingga ususnya terburai keluar dan berputar putar di neraka seperti keledai yang mengitari alat penumbuh gandumnya, kemudian penduduk neraka bertanya : "Hai Fulan! Apa yang menimpamu, bukankah dulu kau memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran?
Ia menjawab : "Benar, dulu saya memerintahkan kebaikan tapi saya tidak melakukannya dan saya melarang kemunkarantapi saya melakukannya, (HR MUSLIM)
Terdapat juga di Alquran surat Ash-Shaff ayat 2 dan 3 yang berbunyi "Wahai orang orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa apa yang tidak kamu kerjakan" (QS Ash-Shaff 2-3)
Ayat tersebut tidaklah menunjukkan bahwa jika seseorang tidak mengamalkan yang ia ilmui berarti ia meninggalkan amar maruf nahi munkar secara total. Namun ayat tersebut cuma menunjukkan ketercelaan karena seseorang meninggalkan dua
kewajiban.
Karena perlu dipahami bahwa manusia memiliki dua kewajiban yaitu memerintahkan (mendakwahi) orang lain dan mengajak pula diri sendiri.Jika seseorang meninggalkan salah satunya, jangan sampai ia meninggalkan yang lainnya.
Yang sempurna memang seseorang melakukan kedua-duanya. Jika kedua-duanya ditinggalkan berarti itu kekurangan yang sempurna. Jika hanya menjalankan salah satunya, berarti tidak mencapai derajat pertama (derajat kesempurnaan), namun
tidak tercela seperti yang terakhir (derajat ketidaksempurnaan).
Jika ada yang mengajak orang lain dalam kebaikan, namun ia sendiri tidak mengerjakannya
atau melarang orang lain dari keburukan, namun ia sendiri tidak meninggalkannya, itu
menunjukkan bahwa ia tidak memiliki akal dan tanda dirinya itu bodoh.
Terkhusus jika ia
tahu akan kebaikan dan keburukan tersebut, lalu sudah ditegakkan hujjah (argumen) atas
dirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H