Tersembunyi di balik rimbunnya pepohonan dan hamparan sawah yang hijau, berdiri megah Candi Ratu Boko. Candi Ratu Boko atau Kraton Ratu Boko bukan hanya tumpukan batu biasa, melainkan menyimpan banyak sejarah pada masa lampau di dalamnya. Berbeda dengan candi-candi lainnya, Candi Ratu Boko berada di atas bukit dengan pemandangan Kota Yogyakarta yang menawan. Sudah tiga kali aku berkunjung ke Candi Ratu Boko, namun perasaan takjub itu masih ada. Aku mulai memasuki kawasan Candi Ratu Boko dan disambut dengan tanaman-tanaman hijau di sebelah kanan serta pemandangan Candi Prambanan di sebelah kiri. Pada hari itu Candi Ratu Boko sedang tidak ramai sehingga rasa damai ditambah hembusan angin yang kencang menyelimuti kami. Kami bisa mengeksplor dengan lebih leluasa. Sebelum kami memasuki kawasan Candi Ratu Boko, terdapat jalan lurus yang cukup panjang.
Dari kejauhan terdengar suara gamelan dan nyanyian jawa, seolah-olah kedatangan kami disambut dengan meriah. Ternyata benar saja, di salah satu pendopo kecil terdapat bapak-bapak dan ibu-ibu yang memainkan alunan gamelan dengan diiringi sindenan lagu-lagu jawa. Lantas kami menikmati alunan gamelan itu terlebih dahulu sebelum kami berkeliling lebih jauh kawasan Candi Ratu Boko. Selain kami, rupanya ada satu keluarga yang menikmati penampilan tersebut sembari berpiknik di rumput-rumput taman Candi Ratu Boko. Kami terbawa suasana sehingga kami berdiri di depan para penampil kurang lebih 10 menit lamanya.
Alunan gamelan Jawa yang merdu perlahan memudar seiring langkah kaki kami menuju jantung Candi Ratu Boko. Dari kejauhan, siluet batu candi yang kokoh mulai terlihat. Kami melewati jalan lurus bebatuan untuk menuju ke gerbang utama candi lalu kami menaiki anak tangga satu per satu untuk meraih gerbang utama candi. Akhirnya, di hadapan kami berdiri megah Candi Ratu Boko, bagai mahkota yang menghiasi perbukitan. Lima gapura paduraksa berbaris sempurna, menyambut setiap pengunjung dengan keanggunannya. Hamparan rumput hijau yang luas seolah menjadi karpet lembut bagi sang candi, menyempurnakan keindahannya. Ornamen-ornamen indah di puncak pipi tangga menjadi saksi bisu akan kemegahan masa lalu. Dinding luar pipi tangga seolah menjadi kanvas alami bagi ukiran-ukiran bunga dan sulur-suluran yang menari anggun.
Seolah terhipnotis oleh pesona candi, pengunjung di sekitar kami sibuk mengabadikan momen indah ini dalam jepretan kamera. Tidak ingin ketinggalan, segera kami mengeluarkan ponsel untuk mengambil beberapa foto. Setelah puas mengabadikan keindahan candi, kami berjalan masuk ke bagian belakang candi. Langkah kaki kami terhenti sejenak saat menjumpai hamparan taman hijau yang begitu luas dan menenangkan. Hati kecil berbisik untuk segera merebahkan tubuh di kursi taman, namun rasa penasaran akan keindahan lain di Candi Ratu Boko mengalahkan segalanya. Oleh karena itu, kami mengeksplor spot-spot lainnya dulu di Candi Ratu Boko.
Walaupun panas terik menyinari kami, hal tersebut tidak mengurangi semangat kami untuk mengeskplor lebih kawasan Candi Ratu Boko. Kami terhenti di salah satu spot foto yang memiliki pemandangan Candi Ratu Boko dan Kota Yogyakarta dari atas. Langit cerah membuat pemandangan semakin cantik. Kami menuju ke bagian belakang Candi Ratu Boko, disitu terdapat beberapa spot menarik seperti gua dan kolam. Spot pertama yang kita datangi yaitu kolam yang dikelilingi oleh reruntuhan batu tidak beratur dan terdapat tangga menuju ke permukaan air. Pada sekitar kolam pun sangat banyak reruntuhan dinding-dinding batu yang tidak beraturan. Menarik sekali kolam dengan air yang mulai surut ini. Konon katanya, kolam itu digunakan untuk pemandian para putri-putri kerajaan pada dahulu kala. Ternyata wilayah ini disebut juga 'Keputren' yang mana pada dahulu kala merupakan tempat tinggal para putri.
Setelah mengeksplor wilayah kolam, kami masuk lebih dalam lagi. Kami menemukan dua buah gua yang disebut Gua Lanang dan Gua Wadon. Di dalam gua-gua tersebut terdapat relung bilik dan dinding-dinding gua yang dihiasi oleh ornamen-ornamen pahatan. Namun pada saat kami berkunjung ke gua tersebut suasananya sedikit horror karena tidak ada satupun orang yang berkunjung selain kami. Dua gua itupun digembok pada bagian depannya dan sangat gelap. Karena kami sudah mulai merasa cemas, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke taman.
Kami kembali ke taman Candi Ratu Boko dan bergegas duduk di kursi taman. Cukup banyak kursi-kursi yang disediakan untuk beristirahat para pengunjung. Kami memilih salah satu kursi yang teduh dibawah pohon besar. Angin sepoi-sepoi membawa kesegaran dan membuat suasana semakin tenang sambil memandang Candi Ratu Boko yang megah. Kami menghabiskan waktu di taman dengan duduk mengobrol dan melihat rumput-rumput hijau yang menyegarkan. Angin kencang semakin membuat suasana semakin syahdu. Tak terasa kami duduk dan mengobrol selama kurang lebih satu jam.
Semburat orange sore hari sudah nampak di atas langit. Menandakan sunset yang cantik akan segera tiba. Candi Ratu Boko ini merupakan salah satu spot sunset terbaik di Jogja, membuat kami tidak sabar untuk menyaksikannya. Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang, siluet cahaya matahari mulai masuk ke dalam bangunan candi. Benar kata orang-orang kalau Candi Ratu Boko merupakan salah satu tempat sunset terbaik, buktinya kami terkagum melihatnya. Setelah berkeliling kawasan Candi Ratu Boko, kami menutup perjalanan kami dengan membeli gelato yang berada di dekat loket pembelian tiket Candi Ratu Boko. Senangnya bisa berkunjung kembali untuk ketiga kalinya ke Candi Ratu Boko.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H