Lihat ke Halaman Asli

Aku dan Angin

Diperbarui: 26 November 2017   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan bermata biru telah kembali dari hibernasi. Satu hal yang dimiliki ketika ia  buka mata untuk yang  pertama kali. Membayar  rindu yang menderu pada pujaan hati.



Ranting ranting kering pun mengerti, bahwa perempuan bermata biru  tengah jatuh hati. Dedaunan bergoyang melambaikan  ucapan selamat datang kembali. Pucuk pucuk pinus yang berjajar rapi, satu demi satu ia lewati, Pipinya tiba tiba merah merona mata birunya memanacar bersinar. Kemana perempuan itu akan pergi?

Sebuah sore di awal musim .........

Ia Tampak begitu mesra, merengkuh semilir angin yang berhembus kearahnya.

Direntangkan kedua tangan, lalu  pejamkan mata. Rambut panjang yang tergerai bergerak dan tersibak. Senyumnya mengembang.

Begitu dalam ia menikmati kebersamaan.

......Perempuan bermata biru dan angin.......

Di ujung tebing  ia berdiri. Membiarkan serpih serpih angin menerpa tubuhnya.

Hamparan jingga  terbentang  sudut cakrawala menjadi kolaborasi romantis bersama biru laut di bawah sana. Nyala senja pun memantul pada tiap debur ombak. Berkilau. Kuning dan Menguning

Perempuan bermata biru tak pedulikan apa apa.... terlena ia dengan belaian angin. Sore itu begitu terasa sempurna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline