Lihat ke Halaman Asli

Kopi

Diperbarui: 6 November 2017   16:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hanya aroma khas nya yang menerobos ke hidung. Kepulan asapnya pun tak lagi terlihat. Nampaknya ia tengah tenang menunggu untuk kuminum.

Terus saja kutelan deretan diksi sebuah buku yg kupegang sedari tadi. Melahap tiap kalimat yang terpahat. Buku berhalaman 312 hampir selesai kubaca.

Ketika kututup sampulnya, kulihat kopi tampak kesal. Ia cemburu buku lebih kupedulikan.

Aku hanya tersenyum...simpul....

Seolah secangkir kopi menyeretku pada masa lalu.

Ketika Sutradara menghentikan dialog kita, maka berakhirlah semuanya.

Sebuah malam ketika kau gengam secangkir kopi hitam, dan sebuah buku yang tengah kubaca. Tanpa sebuah tanda, kita dipisahkan dalam dunia yang berbeda.

Aneh...kau tau aku tak menyukai kopi, namun kini aku meramunya setiap hari.

^~^~^~^~

Aku berdiri ...

Kuletakkan buku di sebelah secangkir kopi yang masih utuh. Beberapa semut melambaikan tangan....nampaknya mereka tengah asyik berenang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline