Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Masa Kini

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seperti yang kita tahu, pendidikan sangat penting untuk setiap manusia. Tanpa pendidikan kita akan menjadi manusia yang tidak tahu apa apa dan mudah untuk ditindas oleh orang lain bahkan bangsa lain.

Sekarang dunia pendidikan mulai banyak perubahan seiring dengan berkembangnya era globalisasi dibidang teknologi, dimana kita sudah biasa mengakses ilmu ilmu lewat internet guna mendukung prestasi kita dibidang akademik maupun non-akademi baik yang masih pelajar atau yang sudah bekerja. Dari tahun ke tahun orang yang bisa memperoleh pendidikan sudah mulai meningkat karna adanya bantuan BOS dan tercanangkannya “Wajib belajar 12 tahun”, nah disitu masyarakat yang kurang mampu kini sudah bernafas lega karna bias menikmati pendidikan gratis, tidak seperti zaman dulu yang boleh bersekolah hanyalah keluarga orang kaya dan orang orang bangsawan saja. Tetapi, dibalik dipendidikan gratis yang sudah dinikmati oleh masyarakat kurang mampu , masih banyak kendala yang ditemui. Tak usah jauh-jauh, lihat saja beberapa sekolah di daerah Jakarta, banyak ditemui kendala seperti prasarana dari mulai gedung belajar, kursi & meja bahkan tenaga pengajar yang kurang memadai. Masih banyak anak-anak yang belajar ditenda yang mereka bangun dihalaman sekolah karena beberapa ruang kelas mereka mulai banyak kerusakan seperti atap bocor, penyangga kaya yang mulai rapuh, tembok yang mulai runtuh dan lain lain. Mungkin mereka mengeluh karna panas dan kondisi belajar mereka kurang nyaman, tapi lihatlah semangat mereka untuk belajar di sekolah sangat besar, bahkan semangat mereka bersekolah lebih besar dari anak-anak yang bersekolah dimana sekolahan mereka mempunyai prasarana yang sangat memadai bahkan sudah ber-AC. Di daerah pedalaman pun sama, masih banyak kendala prasarana dan jumlah sekolah pun masih sedikit tak seperti di Jakarta. Tetapi, lagi lagi semangat mereka sangat besar. Mereka mau menempuh jalan berKilo meter, mereka mau berangkat subuh agar mereka bisa sampai disekolah tepat waktu, dan mereka pun kesekolah tidak naik motor atau angkot melainkan jalan kaki dan bersepeda. Bayangkan perjuangan anak sekecil mereka demi mendapat pendidikan. Kebanyakan dari mereka pun mempunyai cita-cita yang sangat mulia, seperti menjadi guru, dokter dll. Memang cita-cita mereka tampak biasa saja, tapi “DENGARLAH” tujuan dari cita-cita mereka.

Saya pernah menonton siaran acara TV di Trans7, ada salah satu dari mereka punya cita cita seperti ini:


  • Aku mau jadi guru, biar bisa ngajarin temen temen yang gak sekolah buat belajar baca sama berhitung”.

  • “Aku mau jadi dokter, biar bisa sembuhin emak , bapak sama kakak kalo sakit kalo gak punya uang nanti”.

Bayangkan, anak sekecil itu sudah bisa mengerti keadaan sekitar mereka. Entah karena kepolosan mereka atau kondisi keluarga mereka yang menjadikan tujuan cita-cita mereka. Mereka punya tujuan cita-cita yang sangat mulia, cita-cita mereka tidak semata untuk kepentingan sendiri atau untuk memperkaya diri sendiri, tapi cita-cita mereka digunakan agar dapat membantu orang lain disekitar mereka.

Begitu pula dengan pemerintah, kini kinerja pemerintah mulai sedikit sedikit berusaha memberikan pelayanan pendidikan yang baik dengan mulai membangun/ merovasi/ bahkan membangun ulang sekolah-sekolah yang sudah tidak bagus kondisinya. Mungkin temen-temen ada yang belum tau dari mana sih uang buat membangun sekolah itu sediri?

Nah pembangunan prasarana pendidikan tersebut diambil dari sebagian uang Pajak yang orang tua kita keluarkan, maka jangan malaslah membayar pajak. Karna dari uang pajak itulah bisa membantu sedikit demi sedikit kemajuan Pendidikan saat ini.

Jadi, semangat belajar dengan giat. Jangan sampai semangat kita kalah sama anak anak didaerah pedalaman.

Sekian essay dari saya, semoga bisa bermanfaat.

Maju terus pendidikan Indonesia.

Salam mahasiswa.

Terima kasih :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline