Lihat ke Halaman Asli

Ada Cerita dan Nilai Sebenarnya di Balik Sebuah Angka

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini sebenarnya diinspirasi oleh chatting seorang teman yang bekerja di manca, dia bekerja sebagai expatriat bagian finance/ accounting di sebuah perusahaan. Melalui WhatsApp, dia menyapa saya dengan pertanyaan :

“Hello sis aku mau tanya, Kalau tahun lalu ada biaya yang ternyata belum dibebankan, bisakah kita mendebet retained earnings ? Apa kita harus bebankan pada tahun ini ?”.

Saat itu saya menjawab dengan menjelaskan metode pencatatannya secara lebih fundamental, mengingat kemungkinan berbedanya GAAP (General Accepted Accounting Principles) yang dipergunakan antar negara.

Saya seketika menduga, bahwa pencatatan telat terhadap pembebanan biaya tersebut (teknik carry forward) dimaksudkan untuk memperkecil beban pada periode lalu untuk mempercantik perolehan laba pada laporan keuangan. Alhasil laporan keuangan periode lalu terlihat baik, namun berdampak pada menurunnya kualitas aliran kas di periode sekarang.

Kenapa ini dilakukan ? Ya seringkali bonus didasarkan pada keuntungan perusahaan kan ? Logis sekali kemudian melihat adanya korelasi antara ngoprek angka ini dengan motivasi pribadi pimpinan perusahaan untuk meningkatkan bonus yang diterima.

Udah maphum dan tidak asing juga sama trik ginian, secara juga pernah jadi karyawan... hehe.... jadi sekali teman saya tadi cerita langsung paham kemana tujuanya.

seringkali kita tidak menyadari bahwa angka-angka yang ada disekeliling kita itu selalu mempunyai arti dan cerita penting, berdasarkan permasalahan teman saya tadi, dalam angka-angka di laporan keuanganya itu bisa menceritakan kejadian setahun kemarin, sehingga ketika orang membaca laporan tersebut dia bisa membaca kejadian apa saja setahun kemarin.

Coba lihat lagi dari hal-hal pribadi kita, tidak dapat dipungkiri angka seringkali menjadi indikator yang cukup ajaib dan penting. contohnya :

1. Waktu kita kuliah angka IP tiap semester jadi indikator prestasi kita

Bayangin pas dapet IP nasakom alias nasib satu koma ? wuih jangan sampe ketahuan ortu deh pastinya. Kasih saja alamat palsu untuk menyampaikan KHS ke ortu. (udah seperti ayu ting-ting ajee..hehehe..). Lalu seringkali selama kuliah mahasiswa mengejar IP dan mengabaikan hal penting lain dalam hidupnya, bahkan nyontek, nitip presensi dilakukan demi sebentuk angka yang bernama IP ini.

2. Tabel angka-angka output SPSS pas dulu skripsi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline