Lihat ke Halaman Asli

Economic War Rusia VS Amerika: Pelajaran Buat Indonesia

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perang ekonomi pun sedang hangat-hangatnya terjadi diantara Rusia VS Amerika mulai dari Maret 2014 kemarin dan semakin memanas hingga saat ini, kejadian tersebut dimulai dari tindakan saling melempar warning oleh kedua negara, yang saya jabarkan berikut ini :

1. Dimulai dari USA memberi sanksi ekonomi terhadap Rusia

' USA blacklists 20 Russian officials and businessmen, threatens to sanction economy ' (March 20, 2014 : O.News USA)

2. Dibalas Putin : 'Sanctions tit-for-tat: Moscow strikes back against USA officials' (March 21,2014 : Daily News)

3. Disusul dengan balasan  Parlemen Rusia yang memperkuat keputusan Putin : 'Russian lawmakers ask President Obama to impose sanctions on them all' (March 20,2014 : Daily News)

4. Ternyata Pengusaha Rusia sangatlah Nasionalis terhadap negaranya dengan melepas saham Facebook dan lainya dan menggantinya dengan saham Alibaba

'Usmanov, 60, a founder of Russia’s iron ore Metalloinvest holding company, has an estimated fortune of $18.6 billion as of March 2014 and is increasing his bet on China, while selling American assets. Chinese companies account for about 70 percent to 80 percent of the portfolio of our foreign internet investments,” Ivan Streshinskiy, head of Usmanov’s asset-management company USM Advisors LLC, told Bloomberg in an interview in Moscow. (MICEX Stock Exchange Russian)

5. Dan aksi dari The Fed USA menaikan suku bunganya, yg tentunya juga berimbas ke Indonesia (11 april 2014 : portal Forex Indonesia). Nah di poin 5 ini analisanya tentu saja ada benang merah dengan aksi dump-nya Rusia terhadap US Dollar.

6. Ancaman Putin :  Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan para pemimpin Eropa bahwa penundaan pembayaran gas oleh Ukraina kepada Rusia telah menciptakan "situasi kritis". (BBC Indonesia : 11 April 2014)
Ketegangan Rusia dan Amerika tersebut, sebenarnya berawal dari memanasnya gejolak politik di Ukraina yang selanjutnya diikuti bergabungnya Crimea manjadi bagian dari negara Rusia. Inilah yang menjadikan ketegangan antara Barat dan Timur tersebut memanas, yang merembet ke perang ekonomi dewasa ini.

Amerika beserta Uni Eropa berusaha mengintervensi Rusia dengan segala sanksi kebijakan ekonominya, lantas timbul pertanyaan, kira-kira apa mampu Rusia menghadapi guncangan ekonomi dalam negrinya menghadapi sanksi-sanksi tersebut ?

Menurut lembaga keuangan terpercaya 'Moddy' milik Amerika, yang biasa dipakai bahan pertimbangan oleh para investor, menyatakan bahwa berdasarkan rating kredit resiko Rusia untuk gagal bayar hutang lebih tinggi daripada Amerika menghadapi perselisihan dua negara tersebut. Tetapi menurut saya ada kejanggalan dalam data tersebut, bagaimana bisa Rusia mengalami gagal hutang, kalau hutangya hanya berkisar 12% dari GDP mereka sedangkan pertumbuhan ekonomi mereka di periode yang sama di angka 2,3%. Dan Amerika sendiri hutangnya sudah mencapai 110% dari jumlah GDP mereka, sedangkan pertumbuhan ekonomi di angka 2,3% juga (NDP).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline