Mendengar dan membaca judul diatas, aku langsung teringat pengalamanku di pada Maret 2008. Saat itu aku masih duduk di bangku kuliah, tahun pertama. Di seberang kampusku ada sejenis toko roti yang juga menyediakan aneka kopi. Aku belum pernah memasuki toko roti itu, hanya sekedar melihat dari seberang.
Waktu itu aku penggemar kopi campuran, entah moccachino atau vanila latte. Aku meminum kopi tersebut tidak mengenal waktu, mau pagi, siang atau malam, tidak ada pengaruhnya. Kalau ngantuk, langsung tertidur lelap.
Bulan Maret 2008, salah satu temanku berulang tahun. Aku dan teman lainnya berencana membuat pesta kecil di toko roti itu sepulang kuliah. Karena lebih dekat dibandingkan mall yang posisinya di belakang kampus. Kebetulan saat itu musim hujan dan hujan lagi deras-derasnya. Makinlah kita memutuskan untuk di toko roti tersebut.
Kami pun bagi-bagi tugas. Aku bagian yang nemenin temenku itu dan lainnya menyiapkan kejutan dengan membeli kue kecil, lengkap dengan ucapan selamat ulang tahun di atas kue tersebut dan kita sudah book satu meja di toko itu agar kami bisa leluasa saat merayakannya.
Waktu pulang kuliah tiba (pukul 15.30), ternyata cuaca sedang kurang bersahabat, hujan terus mengguyur daerah kampusku dan sekitarnya. Hujan lebat dan angin kencang mengurungkan rencana kami yang setelah pulang kuliah langsung cabut ke toko roti itu. Jadilah kita menunggu sampai hujannya lebih reda. Sampai pukul 16.30 akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke toko roti tersebut. Temanku yang berulang tahun ini digiring ke toko roti dengan alasan si A mau beli roti dulu.
Lokasi yang hanya beberapa meter dari depan kampusku ini cukup membuat kami kebasahan. Hujan masih deras tapi kami nekat saja, takut kemaleman dan tokonya tutup. Si A pura-pura asik memilih roti dan temanku yang ulang tahun itu aku ajak duduk di meja yang sudah kami pesan sebelumnya. Leyeh-leyeh sebentar, dan si A duduk dengan membawa satu buah roti.
Setelah momen yang dirasa pas, aku menuju meja kasir untuk mengambil kue tersebut dan menjadikan kejutan kecil untuk temanku yang ulang tahun. Pastinya dia senang. Dan kami pun memakan ramai-ramai kue kecil itu.
Dan di situlah aku merasa haus dan seret karena tidak ada minum. Aku memutuskan untuk membeli secangkir cappuchino hangat. Setelah pesanananku datang, aku meminumnya dan merasa kadar kopi ini kuat sekali, berniat untuk tidak menghabiskannya tapi tubuh mulai menggigil, butuh minuman yang hangat, jadilah aku menghabiskannya.
Pukul 18.00 hujan sudah berhenti dan kami pun memutuskan pulang dan berpisah ke arah masing-masing. Hujan lebat tadi menyisakan kemacetan yang amat sangat dimana-mana. Bis langgananku yang selalu ngetem di depan ratu plaza tidak ada. Kopaja yang biasanya banyak berseliweran, ini bisa dihitung. Yang ada hanya mobil kendaraan pribadi saling berebut jalan. Bahkan saking macetnya, bis transjakarta dihentikan operasinya, agar kemacetan tidak lebih parah. Akhirnya penumpang busway terlantar dan memutuskan naik kendaraan umum lain.
Setelah menunggu lama, temanku yang biasanya naik kereta tiba-tiba muncul dihadapanku. Saat kutanya kenapa balik lagi ke sini, katanya, kereta ga ada yang beroperasi, hujan katanya.
Setelah 2 jam lebih, bis tidak kunjung datang. Aku pun mulai bosan dan bertanya kepada penumpang lain yang ternyata satu arah denganku. Penumpang itu mengatakan bahwa ia sudah menunggu dari jam 5 sore tapi bis tidak muncul sampai sekarang (jam 8 malam). Aku mulai resah, takut tak bisa pulang.