Lihat ke Halaman Asli

Giri Jaya: Leluhur, Seni, dan Alam

Diperbarui: 4 April 2017   17:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13458518901676318778

Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon Maaf Lahir Batin.

Walau telat ngucapin di kompasiana ini semoga ga telat untuk dimaafkan apabila ada salah kata atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja.

Seperti warga Jakarta pada umumnya, aku pun mudik ke tempat keluarga mama di Cicurug, Sukabumi. Sesuai kebiasaan kalau lebaran idul fitri, hari pertama adalah silaturahmi dengan tetangga. Baru pada hari kedua (20/8/2012), kita, keluarganya mama, pergi ke makam eyang (kakeknya emak) dan mbah Wira (ayahnya emak)  di Giri Jaya.

Yang paling aku seneng kalau ke sana adalah suasana pegunungan yang sejuk dingin, serta indah. Pemandangan hijau sawah dan pepohonan mendominasi. Bagus untuk foto-foto. Tapi kemarin aku ke sana, ada bagian yang berubah. Pemandangan tak sehijau dulu karena dibuat untuk penangkaran sapi dan ayam. Jadilah bopeng-bopeng berwarna coklat terlihat.

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Dulu yang tanah cokelat itu hijaaau bgt. Dok. Sepri Suardi"][/caption]

Setelah berdoa di makam, kami melanjutkan acara dengan foto-foto. Kemudian masuk ke rumah eyang untuk beristirahat dan mengisi perut sekedarnya dengan bakso langganan setiap kali ke Giri Jaya. Harganya? Rp 5ooo,- per porsi. Rasanya lumayan enak untuk memuaskan mulut kita sekeluarga yang hobi makan bakso kapan pun dan dimana pun. Dan Makan bakso (serta cilok) adalah hal kedua yang aku senengi setiap kali ke sana.

Giri Jaya ini sebenarnya adalah tempat tinggal eyang semasa hidup. Kalau kita ke sana, biasanya beristirahat di rumah eyang. Di rumah ini masih ada perabotan yang biasanya dipakai eyang sewaktu hidup. Ada tempat tidur, bangku, serta lemari yang masih tertata apik. Kini, rumah eyang pun dijadikan tempat penyimpanan gamelan sunda beserta wayangnya (cepot dan kawan-kawan).

[caption id="attachment_208540" align="aligncenter" width="491" caption="Dua gamelan sunda. Dok.pribadi"][/caption]

Waktu kami memasuki rumah eyang, kami disambut dengan iringan gamelan sunda tersebut. Aku yang suka dengan kebudayaan khas Indonesia, seneng banget mendengarnya. Merdu. Walaupun tidak semua alat musik dibunyikan.

Gamelan Sunda yang ada di Giri Jaya ini sering sekali dimainkan. Kalau pertunjukkannya diadakan setiap berapa bulan sekali, aku juga kurang tahu tapi yang pasti gamelan Sunda ini selalu dimainkan setiap Muharaman (tanggal 1 Muharam) dan Maulid Nabi.

[caption id="attachment_208541" align="aligncenter" width="491" caption="4 dari 5 pemain gamelan sunda. Dok.pribadi"]

13458519921809797596

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline