Lihat ke Halaman Asli

Banjir di Jakarta Banjir Kiriman?

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang pemilihan gubernur DKI Jakarta yang akan dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2012 membuat masyarakat ramai membicarakannya. Pembicaraan tersebut tidak lepas dari banjir dan kemacetan.

Pagi ini saya berangkat ke kantor yang ada di daerah Jakarta Pusat menggunakan bis jurusan Kp. Rambutan - Ciledug. Di dalam bis itu, saya duduk di bangku tiga paling pinggir. Sebelah saya duduk dua orang bapak-bapak yang tidak saling mengenal satu sama lain. Mayoritas penumpang tertidur selama perjalanan. Suasana yang paling biasa terjadi kalau naik bis di pagi hari.

Sebenarnya hal yang biasa juga kalau pagi-pagi jakarta macet. Akan tetapi yang menarik bagi saya saat itu adalah seorang bapak membuka pembicaraan dengan bapak di sebelahnya karena berawal dari kemacetan. Berikut kurang lebih percakapan antara kedua bapak itu.

A : Bagi saya, tidak ada gubernur yang bisa menghapus macet dan mengatasi banjir.

B : Kenapa pak?

A : Iya, orang-orang udah punya kendaraan pribadi. Apalagi sekarang DP motor murah. Naek angkutan umum juga orang malas karena kondisi angkutan umum yang memprihatinkan, Jadinya pada lari ke motor.

B : Iya ya pak.

A : Kalo menurut saya, mungkin satu2nya jalan ya ngelebarin jalanan. Tapi paling itu cuma sementara. Dana untuk kesejahteraan rakyat juga dikorupsi.

B : bener juga pak.

A : Iya. Nah, kalo banjir kayanya dari jaman duluuu Jakarta juga udah banjir. Ga mungkin bisa ditanggulangi. Masa kita mau angkat Jakarta ke atas? Jadi Jakarta ga rendah lagi.

B : Wah, bapak ada-ada aja. hehehe

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline