Lihat ke Halaman Asli

dhinda aryanti

Mahasiswa Universitas Airlangga

Budaya Patriarki di Indonesia

Diperbarui: 12 Juni 2024   10:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Budaya Patriarki di Indonesia: Akar, Dampak, dan Upaya Menuju Kesetaraan Gender

Tradisi patriarki telah tertanam dalam masyarakat Indonesia selama berabad-abad. Sistem ini menetapkan laki-laki sebagai otoritas utama dan pengambil keputusan dalam lingkup keluarga dan sosial, sementara perempuan sering kali dianggap sebagai pihak yang lebih rentan dan subordinate. Meskipun Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam beberapa dekade terakhir, warisan patriarki tetap memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk dinamika keluarga, tatanan politik, dan ekonomi.

Akar Budaya Patriarki di Indonesia

Budaya dominasi laki-laki di Indonesia memiliki akar sejarah yang panjang dan kompleks. Pengaruh sistem feodal, kolonialisme, dan pandangan patriarkis dalam agama seperti Islam dan Kristen telah berperan dalam membentuk struktur sosial ini.

Dalam sistem feodal, laki-laki memiliki kendali atas aset-aset tanah dan sumber daya lainnya, sehingga mereka memiliki kekuasaan yang lebih besar dalam ranah keluarga maupun masyarakat. Kolonialisme memperkuat struktur dominasi laki-laki dengan mengenalkan sistem hukum dan budaya yang mempertegas posisi superioritas mereka.

Agama patriarkis juga turut serta dalam memperkuat budaya ini. Penafsiran teks-teks agama yang cenderung meletakkan laki-laki di atas perempuan dalam hierarki sosial telah memperkuat legitimasi dari budaya dominasi laki-laki.

Dampak Budaya Patriarki

Dampak dominasi budaya patriarki di Indonesia sangat luas dan kompleks. Perempuan sering menghadapi berbagai bentuk diskriminasi dan ketidakadilan, antara lain:

•Ketidaksetaraan dalam bidang pendidikan dan pekerjaan: Perempuan seringkali menghadapi keterbatasan akses dan peluang pekerjaan yang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Hal ini berkontribusi pada ketimpangan pendapatan dan tingkat kemiskinan yang lebih tinggi di kalangan perempuan.

•Kekerasan terhadap perempuan: Kekerasan dalam lingkup rumah tangga, pelecehan seksual, dan pernikahan usia dini merupakan contoh nyata dari kekerasan yang sering dialami oleh perempuan di Indonesia. Budaya patriarki yang mendorong dominasi laki-laki dan subordinasi perempuan menjadi salah satu pemicu utama terjadinya kekerasan ini.

•Keterbatasan dalam pengambilan keputusan: Perempuan seringkali diabaikan dalam proses pengambilan keputusan yang krusial, baik di lingkup keluarga, masyarakat, maupun pemerintahan. Akibatnya, representasi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan seringkali terpinggirkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline