Bangsa Indonesia terkenal akan masyarakatnya yang memiliki keramah-tamahan sejak dari zaman penjajahan. Namun seiring perkembangan zaman, hal itu perlahan mulai memudar. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Pratiwi yang menyatakan bahwa etika dan sopan santun mulai hilang di mana anak-anak sekarang kurang bisa menempatkan diri kepada siapa mereka bergaul dan bagaimana sikapnya kepada orang yang lebih tua termasuk kepada gurunya (2017:80).
Zaman boleh berubah tetapi jati diri bangsa harus terus dijaga dan dikenalkan kepada anak cucu generasi penerus bangsa. Penerapan budaya 5S diharapkan dapat memupuk rasa kesantunan, kesopanan, dan keramah-tamahan bagi generasi muda. Apa itu budaya 5S? yukkk simak penjelasan berikut.
Menurut Short & Greer budaya sekolah didefinisikan sebagai tradisi, keyakinan, dan norma-norma di dalam sekolah, yang dapat dibentuk, diperkuat, dan dipelihara melalui pimpinan dan para guru sekolah (Sudrajat, 2014:9). Saat ini budaya 5S sudah diterapkan di berbagai sekolah dan berbagai jenjang dengan tujuan untuk meningkatkan karakter siswa. Budaya 5S sangat penting diterapkan untuk menjalin komunikasi yang baik antarsesama warga sekolah maupun untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat di lingkungan sekitar. Budaya 5S meliputi Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun.
Budaya 5S yang pertama yaitu senyum. Ketika kita bertemu orang lain alangkah baiknya untuk melemparkan senyum sebagai bentuk keramahan kita. Dengan melemparkan senyum akan menunjukkan bahwa kita dalam keadaan baik-baik saja dan siap berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, senyum juga memliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, menenangkan pikiran, dan sebagai bentuk ibadah.
Ke-dua yaitu sapa. Menurut KBBI, sapa merupakan perkataan yang digunakan untuk menegur. Menegur yang dimaksud adalah memberi sapaan ketika bertemu dengan orang lain, bukan menegur karena orang tersebut melakukan sebuah kesalahan.
Budaya 5S yang ke-tiga yaitu salam. Menurut KBBI, salam merupakan pernyataan hormat. Salam bisa diberikan dalam bentuk ucapan maupun gerakan. Salam dalam bentuk ucapan misalnya Assalamualaikum Wr. Wb, Selamat pagi, selamat siang, dan lain-lain. Salam dalam bentuk gerakan bisa ditunjukkan dengan berjabat tangan, melambaikan tangan, mengangguk, dan lain-lain.
Selanjtunya yaitu sopan. Perilaku sopan merupakan salah satu bentuk karakter positif yang menunjukkan perilaku yang baik. Contoh perilaku sopan ketika bertemu dengan orang lain misalnya memberi salam, menyapa, dan berprilaku baik.
Budaya 5S yang terakhir yaitu santun. Dalam berkomunikasi dengan orang lain gunakanlah Bahasa yang santun yang tidak menyinggung ataupun menyakiti orang lain. Menurut Leech (Charlina dkk, 2017: 7) mengatakan bahwa prinsip kesantunan dalam pragmatik terdiri dari enam maksim yaitu maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan, dan maksim kesimpatian. Semakin banyak maksim yang terpenuhi maka bahasa yang digunakan akan semakin santun.
Demikian penjelasan singkat mengenai cara menumbuhkan keramah-tamahan melalui budaya 5S yaitu dengan memberikan senyum, sapa, salam, berperilaku sopan, dan berbahasa santun ketika berkomunikasi dengan orang lain. Mari kita jaga jati diri bangsa dengan budaya 5S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H