Lihat ke Halaman Asli

Dhimas Vito

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Lautan Awan di Camp Area Gunung Sumbing

Diperbarui: 16 Januari 2023   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Lautan Awan dari Gunung Sumbing)/dokpri

Pada awal tahun lalu aku dan teman-temanku melakukan ekspedisi ke gunung tertinggi nomor 3 di Pulau Jawa yaitu Gunung Sumbing, jalur yang kita gunakan yaitu via Garung. Perjalanan ekspedisi ini kita lalui dari Denpasar ke Ketapang menggunakan bus dan Ketapang ke Yogyakarta menggunakan kereta api yang ditempuh selama 13 jam, tak berhenti sampai disitu kita langsung ke terminal Giwangan untuk menaiki bus dengan tujuan Giwangan-Terminal Magelang dan dilanjut dengan bus kecil yang menuju ke depan basecamp Gunung Sumbing via Garung.

Pada saat itu kita tiba pukul 22.00 WIB di basecamp Gunung Sumbing via Garung, dan langsung bersih-bersih dan bermalam di basecamp, keesokan harinya kita sudah ready untuk packing barang yang akan dibawa untuk naik dan pada saat itu juga terjadi badai yang lumayan membuat kita ragu untuk memulai pendakian pada hari itu, aku memutuskan untuk menunda pendakian hari itu dikarenakan resiko yang sangat besar apabila terus memaksa untuk trekking dan pihak basecamp pun menyarankan untuk memulai pendakian di keesokan harinya, akhirnya kita memutuskan untuk bermalam lagi di basecamp yang menurutku tertata dan bersih serta fasilitas seperti kamar mandi dan mushola yang bagus.

Pada keesokan harinya, dari subuh kita sudah bangun dan setelah sholat langsung bergegas menyiapkan logistik yang akan dibawa pada pendakian kali ini. Menu masak kami hari ini adalah tempe tepung, sayur sop dan memasak nasi, tidak lupa dengan mie yang menjadi favorit anak pendaki. Aku tidak menganjurkan mie sebagai makanan pokok dalam pendakian karena kurang sebanding dengan energi yang kita keluarkan.

Memulai pendakian dengan doa bareng meskipun Cuma bertiga dan pendakian di hari senin memang sangat sepi-sepinya, kita menggunakan ojek khas nya dari pendakian gunung sumbing ini dengan harga 25.000 per orang dan pada normalnya naik ojek yang duduk dibelakang, pada pendakian gunung sumbing ini penumpang duduk didepan dan carrier kita di gendong oleh tukang ojeknya, dengan medan batuan sepanjang jalan menuju pos 1 dan tukang ojeknya menancapkan gas motornya dengan kecepatan yang lumayan kencang.

Tibanya kita di pos 1 yang dimana pendakian akan dimulai walaupun awalnya menggunakan ojek, akhirnya kita memulai perjalanan dengan estimasi ke pos 2 selama 1 jam dan sampai pos 4 juga jarak nya sejam per posnya, dan akhirnya kami mendirikan tenda untuk bermalam di camparea gunung sumbing, pada saat mendirikan tenda kita dibuat bengong dengan adanya sunset, lautan awan dan pemandangan yang langsung menghadap gunung sindoro, paket lengkap deh pada hari itu.

(Pemandangan dari Camp Area)/dokpri

Selesai mendirikan tenda kita langsung menyiapkan logistik yang kita bawa dan langsung memasak itu semua, seberes masak makan dan ngopi langsung lanjut tidur persiapan summit attack yaitu perjalanan ke puncak yang dilakukan pada dini hari, estimasi perjalanan sekitar 4 jam dan akhirnya kita bisa kepuncak dan bersama rombongan orang dari jakarta.

(Potret dengan Pendaki dari Jakarta)/dokpri

Tentunya tidak sampai situ saja, akhirnya kita bergabung menjadi satu rombongan dan turun bareng hingga sampai di pos 1, menggunakan ojek lagi ke basecamp, sesampainya di basecampkita langsung menghitung sampah dan sayapun tidak heran ketika melihat gunung ini hampir selama perjalanan jarang menemukan sampah dari pendaki yang menumpuk karena setiap turun akan langsung dihitung kembali.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline