Lihat ke Halaman Asli

Bahasa Nasional dalam Ujian Nasional

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13485087622082574374

Siapa yang tidak tahu tentang UN? seluruh siswa-siswi di Indonesia pasti tahu tentang dua huruf ini. Ujian nasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan UN adalah salah satu langkah akhir bagi siswa kelas enam sekolah dasar, kelas sembilan sekolah menegah pertama dan  kelas dua belas untuk sekolah menengah atas sebelum mereka melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Di Ujian Nasional itu mereka diwajibkan untuk mengerjakan soal secara tertulis dengan standar nilai yang telah ditentukan sebagai acuan apakah mereka layak dinyatakan lulus atau tidak. Standar nilai yang dari tahun ketahun dinaikkan oleh pemerintah, membuat siswa yang akan menghadapi UN berusaha lebih keras agar nantinya nilai yang tercetak di Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU) sesuai dengan yang mereka dan orang tua mereka harapkan. Dari les di Lembaga Bimbingan belajar, Les Privat, Pendalaman Materi dan Tryout bulanan mereka lakukan hingga banyak dari siswa yang lupa akan bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya, walaupun banyak juga yang acuh dengan ujian nasional tersebut dengan mengharapkan jawaban dari teman atau “bocoran” yang berdasarkan informasi kakak kelas tahun sebelumnya selalu diberikan oleh pihak sekolah.

Mata pelajaran yang diujiakan selalu serubah tiap tahunnya, seperti ujian Nasional SMA tahun 2008 yang hanya mengujikan 3 mata pelajaran, yaitu ,matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa inggris. Dan di karena dirasa tidak adil dengan hanya mengujikan 3 mata pelajaran saja sebagai standar kelulusan setelah 3 tahun lamanya belajar. Kemudian pemerintah menambah jumlah mata pelajaran menjadi 6 buah dengan menambahkan 3 mata pelajaran sesuai jurusan yang dipilih pada saat kelas sebelas. Tapi yang perlu diperhatikan adalah disetiap tahun mata pelajaran bahasa Indonesia selalu menjadi pemain utama tidak lulusnya siswa di Indonesia, dan dari hasil rata-rata nilai Ujian Nasional, mata pelajaran bahasa Indonesia menempati peringkat terbawah dibawah matematika dan bahasa inggris.

"Jakarta, Kompas - Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mayoritas kegagalan siswa SMA pada ujian nasional tahun ini ada pada Bahasa Indonesia dan Matematika. Mereka pelajar di sekolah-sekolah di wilayah perkotaan, seperti ibu kota provinsi atau ibu kota kabupaten/kota." kompas.com Jumat, 25 Mei 2012

Aneh memang, bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional bangsa Indonesia seakan dilupakan oleh pemiliknya sendiri, dan bahasa inggris yang merupakan bahasa asing seakan lebih diterima oleh telinga, mulut dan otak para siswa. Sebenarnya siapa yang patut disalahkan atas kejadian ini? Pemerntah, pihak sekolah atau para siswa. Padahal Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang paling sering mereka gunakan untuk berkomunikasi selama hidup mereka dan merupakan mata pelajaran yang selalu mereka terima sedari mereka belajar di Taman Kanak-kanak. Bahasa Indonesia juga mejadi pengantar dalam buku-buku pelajaran mereka. Bahasa Indonesia juga menjadi bahasa pemersatu bangsa dan sudah dinyatakan dalam sumpah pemuda bahwa “kami putra dan putri indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia” bahasadankita seharusnya telah mendarah daging disetiap putra dan putri Indonesia. Tetapi mata pelajaran bahasa Indonesia seakan dipinggirkan dari 5 mata pelajaran yang lain, bahasa Indonesia dianggap mudah oleh para siswa dengan anggapan bahwa bahasa Indonesia ya hanya seperti itu saja. Memang aturan berbahasa Indonesia tidak serumit aturan dalam bahasa asing. Bahasa inggris contohnya, yang banyak sekali aturan dalam menyusun suatu kalimat

Sungguh sangat disayangkan melihat ulah para remaja sekarang, menggunakan bahasa asing terlihat lebih keren dan terkesan tidak ketinggalan jaman dibandingkan menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi. kita bisa melihat di situs jejaring sosial banyak sekali tulisan di twitter, facebook  yang menggunakan bahasa asing. Di televisi banyak pula kita jumpai sinetron remaja yang menggunakan bahasa “gaul” yang sama sekali tidak menganut kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Memang penggunaan bahasa asing sangat penting untuk menunjang masa depan mereka, mereka dianggap mempunyai kemampuan lebih apabila menguasai salah satu bahasa asing. Namun tidak seharusnya kita melupakan bahasa yang telah menyatukan bangsa ini, hanya dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar saja itu sudah cukup agar bahasa Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline