Lihat ke Halaman Asli

Perkembangan Tulisan dan Bacaan Al-Qur'an: Dari Mushaf hingga Qiraah Sab'ah

Diperbarui: 5 Desember 2024   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1712201565-Gambar-Al-Quran-8.jpg

Al-Qur'an, sebagai kitab suci umat Islam, telah melalui perjalanan panjang dalam hal penulisan dan penghafalan sejak pertama kali diturunkan. Tidak hanya terjaga keasliannya dalam bentuk teks, tetapi juga dalam cara membacanya. Artikel ini akan membahas dua aspek utama yang memiliki peran penting dalam sejarah Al-Qur'an: Perkembangan bentuk tulisan Al-Qur'an dan Konsep Qira'ah Sab'ah.

1. Perkembangan Bentuk Tulisan Al-Qur'an

Pada masa awal Islam, Al-Qur'an diturunkan secara lisan dan dicatat di berbagai media sederhana, seperti kulit binatang, pelepah kurma, dan batu. Banyak sahabat Nabi yang hafal ayat-ayat Al-Qur'an, sehingga penulisan bukan satu-satunya cara untuk menjaga keberlanjutannya. Namun, seiring berjalannya waktu, kebutuhan untuk mengumpulkan dan menulis wahyu-wahyu tersebut semakin mendesak, terutama setelah banyak sahabat yang hafal Al-Qur'an wafat dalam peperangan.

Pada masa Khalifah Abu Bakar RA, beliau memerintahkan pengumpulan wahyu-wahyu yang telah ditulis dan menyusunnya menjadi satu mushaf. Mushaf ini kemudian dipelihara oleh Khalifah Umar bin Khattab dan menjadi rujukan bagi umat Islam. Namun, pada masa Khalifah Utsman RA, terdapat langkah penting lainnya, yaitu penyusunan mushaf standar. Dengan berkembangnya wilayah Islam, perbedaan dalam bacaan Al-Qur'an mulai muncul, yang dapat menimbulkan kebingungan di kalangan umat. Utsman pun memerintahkan penyusunan mushaf dengan satu standar bacaan baku, yang kemudian disalin dan disebarkan ke berbagai wilayah.

Tulisan Al-Qur'an juga mengalami perkembangan kaligrafi yang signifikan. Pada masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah, kaligrafi Arab berkembang pesat, dengan gaya tulisan seperti Kufic menjadi sangat terkenal. Kaligrafi ini tidak hanya digunakan untuk menulis Al-Qur'an, tetapi juga menjadi bagian penting dalam seni Islam.

https://tanganketiga.com/wp-content/uploads/2021/06/1-8-scaled.jpg

Dengan kemajuan teknologi percetakan pada abad ke-15, mushaf Al-Qur'an mulai diproduksi secara massal, salah satunya di Istanbul. Saat ini, dengan teknologi digital, Al-Qur'an bisa diakses dalam berbagai format, mulai dari buku cetak hingga aplikasi di smartphone.

2. Qira'ah Sab'ah: Variasi dalam Membaca Al-Qur'an

Selain perkembangan tulisan, aspek penting lainnya dalam pemahaman Al-Qur'an adalah qira'ah --- cara membaca Al-Qur'an. Qira'ah Sab'ah adalah tujuh metode bacaan Al-Qur'an yang diakui dalam tradisi Islam. Meskipun cara pengucapan dan intonasinya berbeda, setiap qira'ah tetap merujuk pada teks yang sama dan tidak mengubah makna dari ayat tersebut.

Tujuh qira'ah yang sah tersebut adalah:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline