Lihat ke Halaman Asli

Bergerak dan Terus Bergerak

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesaat raga begitu lelah sore itu. Jika diingat malam sebelumnya memang raga ini telah sedikit dipacu untuk mengurangi jatah istirahatnya yang kata orang-orang kesehatan harus diistirahatkan 8 jam. Memang saat itu sedang cukup padat aktivitas yang harus diselesaikan, mulai dari bergegas mempersiapkan akhir kuliah, hingga ada tambahan lahan baru untuk menambah ilmu dan juga kepingan rupiah pastinya. :D Rasanya saat itu raga ini segera ingin dibaringkan di tempat peristirahatan, namun keadaan sepertinya tidak mendukung hal tersebut. Sebab rangkaian aktivitas masih berjejer di depan mata untuk segera dilayani. Pikiran saat itu cuma satu, kapan ini berakhir?

Ya, itu adalah sedikit gambaran dimana kita sedang mengalami apa yang namanya kesibukan. Sebuah aktivitas yang jika dihitung dengan jatah waktu yang hanya 24 jam tiap harinya sepertinya tidak cukup jumlah waktu tersebut. Ingin rasanya ada tambahan waktu untuk itu semua. Solusi untuk hal tersebut adalah dengan mengurangi jatah istirahat raga mereka. Walau oleh orang-orang kesehatan keputusan tersebut mengundang ketidaksepakatan.

Namun, dari itu semua ada visi yang selalu harus dipegang dalam upaya menikmati tiap kesibukan kita. Sebuah esensi yang semestinya mampu menjadikan itu semua sebagai pemicu semangat kita. Semangat dalam tiap langkah perjalanan, tiap tugas yang menjadi kewajiban, hingga aktivitas yang terasa tiada hentinya. Satu-satunya visi pegangan itu adalah dengan memahami untuk apa sebenarnya hidup ini. Ya, hidup yang hanya sekali ini hendaklah mampu kita maksimalkan esensi yang ada di dalamnya. Kita harus paham bahwa di luar kemampuan kita, termasuk dalam menangani tiap tugas dan kewajiban tersebut, ada kekuatan yang memegang serta menguasai itu semua. Sang Khaliq adalah jawaban dari kekuatan dan kekuasaan itu. Maka, hanya kepada-Nya itulah kita harus mengarahkan visi kita tersebut. Sebuah pengabdian adalah jalan menuju visi itu. Lalu visi apa yang harus kita capai? Sebuah surga yang Dia janjikan? Atau neraka yang kita takutkan? Terserah, itu sebuah pilhan. Namun, pilihan terbaik dari visi tersebut adalah hanya satu, mencari ridho-Nya. Karena hanya dengan ridho tersebut tiap langkah yang melelahkan pun tiada menjadi masalah. Ketika visi itu kembali membara maka semangat perjuangan pun akan makin membakar masalah-masalah serta kewajiban dari kesibukan kita itu hingga terselasaikan semua.

So, ketika tiap masalah, aktivitas, serta kesibukan serasa menjerat waktu kita, hingga untuk mengistirahatkan raga agar sesuai dengan apa yang dikatakan oleh orang kesehatan tidak mampu dilakasanakan, maka hal tersebut tidak menjadi masalah. Hal yang lebih penting adalah niatkan kesibukan itu sebagai jalan mencari ridho-Nya. Raga menjadi korban (menurut orang kesehatan) namun jiwa menjadi lebih produktif adalah lebih baik. Maka, hendaklah tetap semangat menantang sang waktu yang hanya 24 jam tiap harinya. Ingat pula bahwa Alloh tidak akan memberikan coabaan diluar kemampuan hamba-Nya. :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline