Era digital semakin terasa, kecanggihan-kecanggihan teknologi sudah semakin cepat perkembangannya. Pertumbuhan kebutuhan manusia pun semakin meningkat dan bervariasi. Salah satunya adalah kebutuhan manusia dalam mendapatkan sebuah informasi. Dimana kini masyarakat semakin menuntut media untuk bergerak lebih cepat dalam menyampaikan berita yang terkini. Tidak hanya itu media juga dituntut harus bergerak mengikuti kemajuan teknologi agar dapat mengimbangkan tingkat kebutuhan manusia saat ini.
Maka dari itu kini lahirlah yang dinamakan media online yang mengisi keragaman bentuk media, dan menambahkan sturktur sosok media itu sendiri yang sebelumnya hanya terdapat media cetak dan elektronik saja. Media online pada dasarnya dibagi menjadi dua kategori yaitu E-paper dan Online media.
E-paper sendiri merupakan edisi digital dari surat kabar yang dicetak, jadi dapat dikatakan masyarakat dapat memilih kemauan mereka, ada beberapa orang yang lebih suka membaca surat kabar dalam bentuk fisik, atau dalam bentuk cetak. Namun ada juga orang yang karena mengikuti arus perkembangan teknologi, maka mereka memilih untuk membaca surat kabar berupa digital yang lebih simpel dan tidak membutuhkan ruang gerak yang banyak.
Selain itu ada juga online media, atau ringannya sebut saja berita online. Berita online ini berbeda dengan yang lainnya. dari segi waktu berita online memiliki jangka waktu yang cepat dalam mempublikasikan sebuah berita. Hal ini disebabkan karena kemudahan dalam publikasi berita. Tidak perlu menunggu naik cetak baru berita disebarkan, hanya membutuhkan sebuah koneksi internet pun wartawan sudah dapat menuliskan berita yang didapatkannya.
Namun dari sisi berita, karena hanya mementingkan kecepatan maka berita yang diterbitkan tidak terlalu mendetail. Hanya beberapa kejadian saja yang terjadi pada waktu itu. Maka dari itu berita pada berita online lebih ringkas. Selain itu ada faktor lain mengapa berita online biasanya lebih ringkas dan terpotong-potong yaitu kriteria pembaca online. Pada dasarnya mata manusia memiliki keterbatasan dalam hal melihat cahaya terus menerus, jadi pada saat membaca di gadget, tingkat konsentrasi lebih cepat menurun.
Dari perkembangan-perkembangan itulah pola kerja wartawan ikut berubah. Karena hadirnya struktur baru dalam sebuah media yaitu media online maka, struktur pada wartawan pun bertambah. Yang pada awalnya hanya terdiri dari wartawan cetak dan elektronik, kini menjadi bertambah dengan adanya wartawan media online. Jika dilihat kerja wartawan cetak mingguan/bulanan mereka memiliki jangka waktu yang panjang untuk memperoleh berita,walaupun demikian berita yang disuguhkan harus berbeda dan mendalam dibanding berita yang lebih cepat.
Berikutnya wartawan cetak harian,berita yang dicari dan disuguhkan lebih cepat dibandingkan wartawan cetak mingguan/bulanan, karena mereka mencari dan mengolah berita seharian penuh dan akan langsung diterbitkan pada esok hari. Adapula wartawan media elektronik, polakerjanya memang lebih cepat dibanding dari dua wartawan sebelumnya. Karena biasanya, berita yang ditampilkan pada media elektronik memiliki kurun waktu yang banyak dalam sehari, seperti pagi,siang,sore dan malam. Maka kerja wartawan pada media ini jauh lebih cepat dibanding wartawan cetak harian dan cetak mingguan/bulanan.
Dari beberapa pola kerja di beberapa media, hanya wartawan media online dituntut untuk kerja lebih cepat dibandingkan wartawan media cetak dan elektronik. Ketika sebuah berita dituntut untuk cepat dalam memberitakan informasi terbaru, maka para pencari berita pun harus bekerja dengan gesit untuk mendapatkan berita yang masyarakat inginkan. Sebut saja suatu kasus terjadi dihari tersebut, maka mereka bergerak dan terus mengikuti perkembangan. Di saat perkembangan terjadi, maka berita harus dipublikasikan, dan seterusnya akan begitu sehingga tuntas.
Dari kecepatan wartawan dalam menghasilkan sebuah berita itu lah muncul kelemahan dari jenis media ini, yaitu akan sering terjadi typo atau yang bisa disebut dengan kesalahan kata yang ditulis. Jika pada media cetak, terdapat proses yang dinamakan editing bahasa, dimana tulisan yang ingin dimuat di koreksi lagi agar menjadi lebih sempurna dan sesuai dengan etika penulisan jurnalistik.
Jika pada media elektronik seperti televisi, maka terdapat naskah yang sudah ditulis saat ingin menyampaikan berita, maka naskah akan disusun secara rapih agar mudah dimengerti oleh masyarakat. Dari kedua hal itu, pada media online tidak memiliki waktu banyak untuk melakukan editing bahasa. Maka sering terjadi ralat dalam sebuah pemberitaan yang di unggah.
Adapula hal baru yang tercipta akibat datangnya media online. Dan itu adalah citizen journalism, dimana warga atau masyarakat umum bisa membantu dan ikut serta dalam menyampaikan sebuah berita. Kecanggihan teknologi membuat masyarakat umum bisa menghasilkan berita, sebagai contoh suatu kejadian terjadi di suatu tempat dan seseorang yang berada ditempat tersebut merekam kejadian yang terjadi dan dipublikasi melalu sosial media. Hal itu membuat suatu kejadian akan dapat lebih cepat tersebar.
Lahirnya media online memberikan warna baru pada dunia jurnalistik. Namun juga membuat kekhawatiran baru dengan adanya media online. Pasalnya media online bisa menjadi pilihan utama masyarakat terutama masyarakat maju untuk mendapatkan berita, karena sifatnya yang lebih fleksibel dan mudah di akses. Namun tetap media-media lain memiliki keunggulan yang memang tidak dimiliki media online, maka eksistensi seperti media cetak akan masih kuat dikedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H