Lihat ke Halaman Asli

Diauddin

Seorang Dokter Praktisi Kesehatan sekaligus juga Pejabat Publik di Pemerintahan Daerah

Bukan (Hanya) Salah Pemimpin

Diperbarui: 11 Agustus 2021   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sayyidina 'Ali Bin Abi Thalib merupakan khalifah terakhir dari Khulafaur Rasyidin setelah Sayyidina Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Ustman Bin Affan. 

Beliau bukan hanya seorang khalifah tetapi juga suami dari Siti Fatimah anak Rasulullah Muhammad SAW serta ayah dari Hasan dan Husain penerus nasab keturunan Rasulullah. Karena berbagai keistimewaan maka beliau merupakan salah seorang yang dijamin oleh Rasulullah masuk surga.


Pada suatu ketika, Sayyidina 'Ali pernah ditanya oleh salah seorang rakyatnya; kenapa pada masa pemerintahan kamu keadaan semakin memburuk, sedangkan pada masa pemerintahan Abu Bakar dan Umar keadaan aman tentram ??. Dengan tenang beliau menjawab, pada masa pemerintahan Abu Bakar dan Umar rakyatnya seperti aku, sedangkan pada masa pemerintahanku rakyatnya seperti kamu !!.

Pada masa pemerintahan 'Ali bin Abi Thalib terjadi banyak kekacauan yang disebabkan oleh intrik-intrik politik yang di motori oleh kaum munafik. Bahkan perang saudara tidak terelakkan. Bahkan sang khalifah harus wafat sebagai syuhada. Kenapa Sayyidina 'Ali menjawab seperti itu; bahwa penyebab kemunduran negara pada masa pemerintahannya adalah akibat rakyatnya (kaum munafik). 

Tentu jawaban ini bukanlah jawaban asal yang hanya sekadar ingin membela diri, karena sebagai orang yang diberi gelar oleh Rasulullah "pintu/gerbangnya ilmu" segala kata-kata beliau tentulah di dasari oleh dasar yang kuat.

Pernyataan sayyidina 'Ali ini sangat relevan dengan keadaan bangsa kita saat ini. Keadaan carut marut bangsa,tingginya angka kemiskinan, kebobrokan moral dll. Lambannya kebangkitan Indonesia ini tentunya sangatlah mengherankan, mengingat secara sumber daya baik manusia maupun alam, kita jelas tidak kalah dari negara-negara lain di dunia.

Berdasarkan pernyataan Khalifah ke empat setelah Rasulullah dan pemuda pertama yang masuk Islam tersebut. Untuk keluar dari masalah bangsa ternyata kita tidak hanya membutuhkan pemimpin yang baik, tapi yang tidak kalah pentingnya kita juga membutuhkan rakyat yang baik. 

Mungkin sebagian dari kita sudah berubah seperti para kaum munafik di zaman Sayyidina 'Ali. Yang kerjanya mengadu domba, berteriak seakan untuk kepentingan orang banyak tapi sebenarnya semata-mata bagi keuntungan pribadi. Sadar atau tidak kalau kita perhatikan lebih mendalam, di sekeliling kita maupun di media massa baik cetak maupun elektronik, offline maupun online. 

Kita sering melihat orang-orang munafik seperti itu, bahkan mereka sering berkata atas nama rakyat. Lebih parah lagi tampaknya virus munafik ini tidak hanya menjangkiti kalangan atas, tapi juga sudah jauh merasuk ke seluruh sendi-sendi kehidupan bangsa kita baik di kalangan menengah maupun kalangan bawah. 

Fenomena Politik uang di Pileg, PilKada maupun PilPres seakan membuktikan secara kasat mata betapa bobroknya mental kebanyakan masyarakat kita.

Untuk memperbaikinya mau tidak mau kita harus memulai dari diri kita dan keluarga kita masing-masing. Individu dan keluarga merupakan sendi dari masyarakat yang lebih luas. Jadi sekaranglah saatnya bagi kita semua untuk saling mengintrospeksi diri. Sebelum kita menuntut pemerintah untuk berbuat yang terbaik, sudahkah juga kita sebagai rakyat berbuat yang terbaik untuk bangsa ini ??. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline