Lihat ke Halaman Asli

Diauddin

Seorang Dokter Praktisi Kesehatan sekaligus juga Pejabat Publik di Pemerintahan Daerah

Covid-19, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Diperbarui: 9 Agustus 2021   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Coronavirus Disease Tahun 2019 atau yang biasa dikenal dengan singkatan Covid 19 sejak pertama kali di temukan  Desember 2019, sampai sekarang masih belum ada tanda-tanda kapan berakhirnya. 

Berbagai macam daya upaya maupun strategi telah dilaksanakan oleh seluruh negara di dunia. Namun penularan virus ini masih belum bisa dikendalikan sepenuhnya, bahkan terkesan semakin bertambah.  

Ada dua hal sebenarnya yang bisa mengembalikan situasi menjadi "normal" kembali yaitu :

 1) Penemuan kasus baru sudah tidak ada lagi 

2) Vaksin yang benar-benar terbukti bisa mencegah Covid 19 ini ditemukan.

Sampai 2 hal ini belum terjadi maka kita akan hidup dalam suasana "abnormal" (tidak normal). Kita akan hidup berdampingan dengan Virus Corona ini dengan kemungkinan sewaktu-waktu bisa terinfeksi. 

Saya tidak akan membahas masalah penemuan vaksin, karena ini biarlah jadi ranah nya para peneliti, tapi kita akan bahas apa yang mungkin bisa kita lakukan agar kasus baru tidak ada  lagi.

Menjadikan kasus baru tidak ada lagi itu artinya kita harus mencegah terjadinya penularan kasus covid 19. Caranya hanya satu yaitu memisahkan antara orang yang terinfeksi dengan yang belum terinfeksi. Untuk memisahkan orang yang terinfeksi dengan yang belum, tentunya kita perlu menemukan kasus ter konfirmasi positif sesegera mungkin, dengan jalan melakukan tes kepada semua orang (sebanyak mungkin orang) bukan hanya kepada orang yang dicurigai saja.  

Kenapa harus sesegera mungkin dan kenapa harus ke semua orang ? Sesegera mungkin itu wajib, karena secara teori covid 19 ini sangat menular, pertumbuhannya meningkat secara eksponensial. Ada beberapa ahli yang menyatakan satu orang yang terinfeksi dalam satu hari bisa menularkan 3-6 orang. 

Jadi besoknya orang yang terinfeksi sudah bertambah menjadi 12-24 orang, kalau terlambat dua hari menjadi 36-144 orang, bayangkan kalau keterlambatannya selama 1-2 bulan. Inilah yang terjadi di tempat kita atau mungkin di kebanyakan negara-negara lain di Dunia. 

Keterlambatan ini di akibatkan banyak hal; ada yang dikarenakan pemimpinnya secara mental meremehkan, ada juga karena kemampuan penyediaan peralatan yang belum siap, seperti APD (alat pelindung diri) bagi petugas di lapangan maupun alat tes nya yang tidak ada atau sangat kurang. Yang lebih parah lagi karena kombinasi keduanya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline