STIMULASI PERKEMBANGAN LITERASI PADA ANAK USIA DINI
Nama : DHIA'ULHAQ
NIM : 2200002021
Email : 22000002021@webmail.uad.ac.id
Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara), auditif (pendengaran), taktil (sentuhan) dll dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhankebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya.
Pada tahap perkembangan awal anak berada pada tahap sensori motorik. Pemberian stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak terhadap lingkungannya, bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan menggerak-gerakkan seluruh tubuhnya. Tetapi bila rangsangan itu terlalu banyak, reaksi dapat seba;liknya yaitu perhatian anak akan berkurang dan anak akan menangis. Stimulus verbal pada periode ini sangat penting untuk perkembangan bahasa anak pada tahun pertama kehidupannya.
Kualitas dan kuantitas vokal seorang anak dapat bertambah dengan stimulasi verbal dan anak akan belajar menirukan kata-kata yang didengarnya. Stimulasi visual dan verbal pada permulaan perkembangan anak merupakan stimulasi awal yang penting, karena dapat menimbulkan sifat-sifat ekspresif misalnya mengangkat alis, membuka mulut dan mata seperti ekspresi keheranan, dll. Selain itu anak juga memerlukan stimulasi taktil, kurangnya stimulasi taktil dapat menimbulkan penyimpangan perilaku sosial, emosional dan motorik.
Kemampuan literasi merupakan kemampuan dasar,fondasi untuk membaca,berpikir dan menulis. Perkembangan literasi menjadi sangat penting diperhatikan, karena literasi merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk menjalani hidup di masa yang akan datang.Dari sisi ajar artinya bahwa potensi atau kemampuan itu dapat dikembangkan oleh lingkungan.
Salah satu lingkungan yang berperan dalam pengembangan potensi anak adalah guru.Guru mempunyai peran dalam memberikan stimulasi pada anak. Guru merupakan faktor konteks sosial yang penting untuk membantu anak menguasai keterampilan stimulasi literasi dengan tepat, yang artinya stimulasi yang diberikan oleh guru harus sesuai dengan kebutuhan anak sehingga menciptakan kemampuan optimal. Stimulasi pembentukan karakter sejak usia dini dapat diberikan melalui pendidikan di lembaga pendidikan seperti; di PAUD dan melalui pola asuh orang tua di rumah serta dilingkungan masyarakat.
Pemberian stimulasi pada anak usia dini harus diperhatikan oleh para pendidik maupun orang tua yang merupakan pemberi stimulasi, dan memberikan pengembangan enam aspek perkembangan yang ada pada anak usia dini. Salah satu aspek adalah aspek moral dan nilai-nilai agama. Aspek moral mencakup pada aspek lehidupan keagamaan, nilai, dan karakter anak. Karakter yang perlu ditanamkan sejak usia dini merupakan karakter yang mampu mengakar sampai jiwa anak. Melalui penyampaian dengan cara-cara yang benar dan sesuai dengan tahap perkembangan anak, akan memungkingkan terwujudnya pembiasaan sebagai perilaku terhadap karakter yang akan ditanamkan. Penyampaian dengan cara yang menyenangkan dan menantang untuk dipelajari bagi anak, baik pemberian pengetahuan maupun pada penanaman tingkah laku anak.
Berdasarkan data yang telah saya baca yaitu programme for internasional student assessment (PISA) tahun 2015, kemampuan membaca diIndonesia berada dikategori dibawah rata-rata, Progress in Internasional Reading Literacy Studi (PIRLS) melakukan asesmen terkait dengan keterampilan literasi kepada siswa dikelas empat di Indonesia,dan diketahui bahwa keterampilan literasi anak Indonesia masuk dalam kategori intermediate-low.selain itu berdasarkan hasil penelitian PISA tahun 2015 kemampuan membaca belum ada peningkatan dari penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2012, temuan penelitian ini menegaskan pentingnya stimulasi literasi dari seorang guru sebagai upaya membantu keterampilan anak dan preventif terkait dengan permasalahan anak dalam membaca,maka dari itu perlu diciptakan lingkungan yang stimulatif untuk mencegah terjadinya permasalahan literasi anak dikemudian hari.