Pemimpin adalah tokoh sentral dalam setiap kelompok, masyarakat, dan bangsa. Mereka memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah dan tujuan yang akan dicapai oleh komunitas yang dipimpinnya. Dalam Islam, kepemimpinan adalah amanah besar yang harus dijalankan dengan adil dan bertanggung jawab.
Namun, sejarah mencatat bahwa tidak semua pemimpin mampu menjalankan amanah tersebut dengan baik. Banyak pemimpin yang justru menyesatkan umat dengan kebijakan dan tindakan yang menyimpang dari ajaran agama. Fenomena ini sudah diingatkan dalam Al-Qur'an, di mana Allah SWT memberikan peringatan tegas mengenai bahaya dari pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. Dalam konteks ini, penting untuk menggali pemahaman yang lebih dalam tentang pemimpin yang menyesatkan.
Adapun ayat-ayat yang bersangkutan yang akan dibahas adalah, QS.Al-Maidah (5): 77, QS.At-Taubah (9):7-12, dan QS.At-Taubah (9): 34.
Dalam QS.At-Taubah (9):7-12 Allah menjelaskan bahwa pemimpin yang melampaui batas atau tidak bisa dipegang janjinya adalah pemimpin yang zalim, mereka menyenangkan hatimu dengan mulut tapi hatinya tertolak maka janganlah tertipu oleh kata-kata manis mereka sedangkan dalam hati mereka memusuhi, jika mereka menyalahgunakan kekuasaan dengan menghalangi manusia dari jalan Allah, maka diperbolehkan memerangi mereka.
Sebagian dari pemimpin musyrik juga melanggar sumpah dan megkhianati kepercayaan masyarakat padahal mereka mengetahui jalan kebenaran tapi mengingkarinya. Sebagian dari mereka juga bersikap fasik, ketika sudah terpilih akan lupa dengan janji-janjinya. Dan juga melakukan hal buruk seperti mempermainkan Islam dan menghalangi orang dari Islam.
Diantara pemimpin Musyrik tersebut ada yang bisa dipercaya namun jumlahnya sedikit, yang bisa dipercaya adalah mereka yang jujur dan memegang keadilan dan diantara mereka yang bisa dipercaya janjinya ketiika melakukan perjanjian denggan pemimpin muslim adalah orang yang bertakwa.
Pemimpin yang mengajak kebaikan dan yang menepati janji harus ditaati dan mereka juga dicintai Allah. Ayat-ayat tersebut dijelaskan Allah untuk orang-orang yangg mengetahui saja.
Pada QS.At-Taubah(9): 77 Allah Swt memerintahkan kaum Muslimin untuk berhati-hati terhadap pemimpin yang tamak serta menumpuk harta benda yang tidak halal. Seta menghalang-halangi manusia dari jalan Allah Swt. Ayat ini juga memberi peringatan kepada pemimipin yang yang menumpuk harta dan tidak menafkahkannya di jalan Allah.
Kemudian pada QS.Al-Maidah (5):77 dijelaskan bahwa pemimpin tidak boleh ekstrim dalam beragama karena Allah mengatakan bahwa janganlah berlebihan terhadap sesuatu, dan janganlah mengikuti orang yang sesat dan menyesatkan seperti kaum terdahulu dan kamu sendiri tidak boleh sesat. Maka orang yang berlebih-lebihan dalam beragama adalah orang yang sesat.
Keseluruhan penjelasan dari ayat tersebut menyoroti bahaya besar yang ditimbulkan dari pemimpin yang zalim dan menyesatkan baik dari segi moral, spiritual, maupun sosial