Lihat ke Halaman Asli

Dhia Fatinah Ibtisamah

Mahasiswi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mengenal Gerakan Ahmadiyah

Diperbarui: 7 Januari 2024   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gerakan Ahmadiyah, yang dimulai di India pada akhir abad ke-19 di bawah pimpinan Mirza Ghulam Ahmad, menciptakan gelombang kontroversi seiring dengan klaim uniknya sebagai Imam Mahdi yang dijanjikan dan Nabi kedua setelah Nabi Muhammad. Meskipun Ahmadiyah mempromosikan persatuan agama, toleransi, dan kekhilafahan damai, gerakan ini terus dihadapkan pada berbagai tantangan. Ajaran-ajaran utamanya menyoroti pentingnya dialog antarumat beragama dan menolak kekerasan sebagai cara menyebarkan Islam. Namun, negara-negara seperti Pakistan telah mengeluarkan undang-undang yang membatasi aktivitas Ahmadiyah, menganggap mereka sebagai non-Muslim, dan menghasilkan berbagai bentuk persekusi.

Meskipun berhadapan dengan kontroversi, Ahmadiyah telah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia dan memiliki jamaah yang signifikan. Dalam perjalanannya, gerakan ini telah berupaya mempertahankan prinsip-prinsipnya sambil terus menghadapi tantangan dan penolakan. Klaim Mirza Ghulam Ahmad sebagai Imam Mahdi dan Nabi kedua tetap menjadi fokus perdebatan dan pembicaraan, memisahkan pandangan di kalangan umat Islam. Dengan sejarah yang kaya dan pengaruhnya yang meluas, gerakan Ahmadiyah tetap menjadi subjek kajian yang menarik, mencerminkan keragaman dan dinamika kompleks dalam dunia Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline