Lihat ke Halaman Asli

Susahnya Mencari Caleg Berkualitas

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Duh duh.. Sebentar lagi pemilu, sudah bisa kita prediksi sebelumnya akan bermunculan sampah-sampah visual yang tampaknya sudah menjadi pemandangan biasa bagi kita. Mungkin beberapa dari kita ada yang memaklumi fenomena ini, ada pula yang geram dengan ulah caleg dengan timsesnya yang sembarangan menempelkan posternya dimana-mana.

Saya sendiri termasuk kelompok yang geram yaah. Kenapa? Pertama, sampah-sampah visual ini menjadi ‘wajah’ sesungguhnya seperti apa bangsa kita ini. Bila kulit luarnya sudah berantakan, ya jangan ditanya deh ‘dalam’nya seperti apa. Kita pasti setuju, penampilan luar (biasanya) mencerminkan kepribadian seseorang. Begitu pula dengan negara ini, bila penataan kotanya saja sudah semrawut, yaa jangan protes yaa kalo kegiatan pemerintahannya amburadul hihihi.

Selain itu, saya suka kepikiran nih apakah caleg-caleg si penyebar sampah visual ini pernah sekolah atau tidak. Kenapa? Loh mereka aja masih belum tau fungsi pohon yang sebenarnya. Anak SD aja tau, pohon itu tempat menghasilkan oksigen. Tapi kita coba tanya para caleg-caleg kita ini, mungkin menurut mereka pohon itu adalah tempat kampanye yang efektif, murah meriah. Tapi pohon itu kan mahluk hidup juga ya bapak, ibu, masa sama pohon yang sesama mahluk hidup saja sudah berani disakitin, apalagi dengan para rakyat nanti? Meskipun ini ukah timsesnya yang nakal, tetap saja caleg yang baik dia yang pasti akan memberi amanat agar timsesnya tidak sembarangan menempelkanposternya. Setuju?

Lalu kampanye dengan konvoi kesana kemari apakah memang benar-benar efektif? Menurut saya tidak. Selain mengganggu kenyamanan berlalu lintas, kampanye dengan konvoi ini amatlah buang-buang biaya yang tidak perlu, menambah polusi udara, membuang bahan bakar dan dan dan tidak bisa disebutkan satu persatu. Duh, banyak banget ruginya kan? Lagipula dengan cara konvoi penyampaian visi misi partai caleg tidak akan pernah berhasil. Percaya sama saya.

Dan dan dan ada lagi. Serangan fajar atau apapun itu namanya. Yang jelas ini adalah aktivitas bagi-bagi duit atau nyogok yah kasarnya dari caleg kepada pemilih supaya pemilih bisa mencoblos namanya nanti. Halo bapak ibu hay kemanakah otak kalian? Kami yang kalian berikan uang sogokan ini tidak bodoh, kami memang menerima uang anda tapi jelas-jelas kami tidak akan memilih anda! Gak ada yang mau rugi, begitu pula caleg kita. Setelah keluar modal, dia pasti akan berusaha supaya modalnya bisa balik. Dengan apa? Ya kalau dia kepilih dia pasti minta ‘jatah’ dari berbagai proyek. Siapa yang rugi? Rakyat.

Entah kenapa bila berbicara tentang caleg dengan tingkah uniknya membuat saya tersenyum sendiri. Membuat saya berpikir inikah sesungguhnya wajah kulitas pemimpin bangsa kita kelak? Mereka ini bukan sembarang orang, mereka ini sarjana, professor atau apalah. Kalau bapak ibu memang orang berpendidikan, tunjukkanlah pada kita semua kalau bapak ibu memang layak untuk dipilih, dengan cara yang elegan tentunya.

Saya akan terus menanti caleg berkualitas, yang tidak mengandalkan poster sebagai senjatanya, yang mampu memberikan inovasi dan berkualitas tentunya. Tapi entah siapa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline