Lihat ke Halaman Asli

Dhevi Anggarakasih

Dhevi Anggarakasih

"Ambu", tentang Cinta Seorang Ibu yang Tak Kenal Menyerah

Diperbarui: 8 Mei 2019   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ambu Misnah dan Fatma

Film ini sebenarnya berkisah tentang drama keluarga biasa, yang menyeret tiga perempuan beda generasi yang menanggung kegalauannnya sendiri. 

Jadi tidak biasa karena ada Widyawati yang berperan sebagai Ambu Misna dengan aktingnya yang kadang bikin tercekat  dan memberikan jiwa pada film ini melalui salah satu sound track yang dinyanyikannya: Semesta Pertama dan Terakhirku, yang bikin hati meleleh seleleh-lelehnya. 

Juga tentu saja ada Endhita sebagai Hafsa yang menjadi bintang terang dalam film ini, Laudya Cynthia Bella, Lutesha, Andri Mashadi dan Baim Wong yang membuat film ini sukar untuk dilewatkan.

Hal lain yang membuat film ini jadi tidak biasa adalah budaya dan kehidupan masyarakat Baduy Luar yang melatari 90 % film ini. Masyarakat adat  Baduy yang terkenal masih tertutup terhadap kemajuan teknologi dan masih kuat menjunjung tinggi kearifan lokal untuk pertama kalinya berhasil ditampilkan secara komersil lewat film ini.

Ambu, Semesta Pertama dan Terakhirku

Adalah Nona (Lutesha), Fatma (Laudya Cynthia Bella) dan Ambu Misna (Widyawati)  tiga orang perempuan bertalian darah  sebagai tokoh sentral dalam film ini yang karena keadaan terpaksa tinggal bersama. Bertahun tanpa kabar dan tanpa komunikasi satu sama lain sekian lama membuat hubungan ketiganya menjadi canggung sehingga sukar memahami  bahasa cinta masing-masing.

Fatma dan Nona yang datang tiba-tiba setelah belasan tahun meninggalkan Ambu Misna, Hafsa (Endhita) sahabat masa kecil Fatma dan masyarakat Baduy yang merupakan keluarga besarnya karena menikahi pemuda kota, Nico (Baim Wong) berupaya untuk kembali menjadi bagian dari masyarakat Baduy yang ditinggalkannya . 

Kehidupan berkeluarga yang tidak berjalan sesuai dengan rencana, mantan suami yang menghantui serta kekhawatiran akan masa depan Nona menjadi alasan kuat bagi Fatma untuk kembali menjalin hubungan kekeluargaan dengan Ambu Misna, sang Ibu dan masyarakat adat Baduy.

Berbagai konflik pun bermunculan akibat ego masing-masing , ketidakmampuan saling memahami bahasa cinta dan luka masa lalu yang masih membekas di hati membuat rekonsiliasi keluarga tersebut tidak berjalan mulus. 

Nona, yang hidup di dunia modern dan terbiasa dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi harus beradaptasi dengan kehidupan masyarakat Baduy yang tanpa ponsel dan bahkan tanpa listrik.

Fatma dengan kondisi kesehatannya yang memburuk harus membuang egonya jauh-jauh demi  memenangkan kembali hati sang ibu dan masyarakat adat Baduy. Pun  Ambu Misna yang berupaya keras menyembunyikan rasa kasihnya terhadap Fatma dan Nona akibat luka masa lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline