Olah Kak Rory Asyari
Kita semua sudah tahu bukan, gorengan bisa menjadi berbahaya, saat kita mengonsumsi nya secara berlebihan.
Penyebab gorengan berbahaya adalah, menggoreng merubah kualitas dan nutrisi dari makanan yang fungsinya untuk meningkatkan rasa, kerenyahan, ketahanan, tekstur dan warna makanan. Selama proses penggorengan terjadi reaksi polymerization dan hydrogenation yang membuat minyak banyak terserap kedalam makanan, makanan yang menyerap minyak banyak membuat kandungan kalori dan lemak yang sangat tinggi, Sehingga risiko kita mengalami obesitas dan diabetes semakin tinggi, gorengan juga mengandung lemak trans yang sangat tinggi, lemak trans bisa meningkatkan LDL (Kolesterol jahat) dan menurunkan level HDL (kolesterol baik) dalam tubuh, menjadi lebih parah jika minyak dilakukan secara berulang atau jelantah.
Jelantah atau minyak sisa bisa mengalami oksidasi dan membentuk zat sisa yang merupakan radikal bebas bagi tubuh kita. Kandungan lemak tak jenuh dan sejumlah vitamin dalam minyak akan hilang ketika minyak dipakai berkali-kali.
Proses penggorengan dalam suhu tinggi menghasilkan senyawa yang berbahaya yang disebut Acrylamide yang bisa memicu peradangan kronis dalam tubuh, nah peradangan kronis ini dapat memicu kanker, dan memperburuk berbagi penyakit kronis lainnya, termasuk jantung dan diabetes.
Professor Muhammad Sulehan pakar gizi FK Undip pernah bilang, pola makan yang salah adalah penyebab 90 % penyakit yang ada dalam tubuh manusia.
Dampak mengonsumsi makanan gorengan berlebihan untuk jantung, lemak trans dan lemak jenuh yang terkandung dalam minyak goreng dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, tapi selain ada (LDL) Kolesterol jahat ada juga (HDL) Kolesterol baik yang ada di dalam tubuh kita.
(LDL) Kolesterol jahat yang tinggi dapat menyumbat pembuluh darah, akibatnya juga bisa meningkatkan resiko penyakit jantung koroner, lemak jahat dapat merusak dinding arteri, dan pada akhirnya memicu peradangan , dan meningkatkan resiko penyakit jantung.
Penelitian Tahun 2014, menemukan hubungan yang kuat antara seberapa sering peserta makan gorengan dan resiko diabetes tipe 2, yang mengonsumsi 4-5 gorengan per Minggu memiliki kemungkinan 39 % terkena diabetes tipe 2, demikian mereka yang makan gorenga 7 kali atau lebih perminggu memiliki kemungkinan 55% lebih besar terkena diabetes tipe 2.
Ketika makanan di panaskan dalam suhu tinggi, kandungan gula dalam makanan akan bereaksi dengan amino acid bernama asparagin terbentuklah akrilamida, akrilamida juga ditemukan pada asap rokok, mengonsumsi akrilamida dalam jangka panjang dapat meningkatkan resiko berbagai jenis penyakit, walaupun beberapa riset menunjukkan bahwa akrilamida juga berpotensi rendah hingga sedang dalam memicu kanker.
Lalu berapa banyak gorengan yang di perbolehkan masuk kedalam tubuh , menurut Ir Asi Setiarini m.sc dari fakultas kesehatan masyarakat UI, seseorang hanya membutuhkan 5 sendok minyak dalam tubuh atau 67 gram per hari, sehingga dua gorengan perhari saja sudah cukup.