Lihat ke Halaman Asli

Dhevanny An

Mahasiswa

Konferensi Awawarna si Bandar

Diperbarui: 12 Desember 2022   14:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di kaki ruang beratap anyaman bambu, menelisik perbincangan berbagai kaum awam membuat lamunanku terpaku.
Terdengar seseorang menggebrak kenap dalam persidangan kala itu, suaranya meneriaki dan tak terima kekalahan serasa ditipu.

"Bung, bandar itu harusnya dipenjara. Kami rugi, argh. Dia salah, dia serakah!."

Keributan-keributan mulai menyatu, sedang yang awalnya membatu turut serta adu mulut, mengalahkan dentuman mesiu kenangan masa lalu.
 
Konferensi ketidakadilan bandar narkoba menyelimuti huru-hara malam yang mulanya syahdu. Lantaran sopan dalam diri pelaku menjadi penyelamat hukuman yang berlaku.

Kerancuan, kegaduhan, dan kebisingan menyatu dalam ruangan sendu. Sedang aku terpaku dalam labirin lamunanku. Menyaksikan perseteruan dalam konferensi bandar penenang kalbu.

Kota Soto, 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline