Implementasi Media Permainan Tebak Kata Dan Gaya Untuk Perkembangan Moral Anak Sekolah Dasar
Menurut Kurniasih dan Sani (2016:11) model pembelajaran tebak kata dapat membuat anak tertarik untuk belajar dan memudahkan dalam menambahkan konsep pelajaran dalam ingatan siswa. Menurut Said, "Model Tebak Kata merupakan model pembelajaran yang berbasis permainan yang sesuai dengan karakter siswa sekolah dasar yang senang bermain dan berkompetensi". Dengan model pembelajaran Tebak Kata melatih keterampilan siswa dalam berkonsentrasi, daya tangkap siswa, bekerja sama, dan sikap jujur. Yang mana di dalam permainan ini juga terdapat dilema moralnya seperti moral knowing untuk mengetahui secara pengetahuan anaknya, moral feelings untuk mengetahui emosi serta rasa empati/perasaan anak dan moral action untuk mengetahui tingkah laku benar dan salah dalam bertindak. Hal tersebut diterangkan oleh tiga teori perkembangan mayor, yaitu teori perkembangan kognitif oleh Piaget, teori psikoanalitik oleh Freud, dan teori sosial kognitif oleh Bandura (Santrock, 2008).
Pada hari Rabu, 12 April 2023 Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar kelompok 8 kelas 2C yang beranggotakan Amanda nur baetillah
Dhesya andira rahma, Fitri agustin dan Siti rostika agustinaswara telah melakukan observasi kepada salah satu kelas yang ada di SD Negeri 274 Cempaka Arum. Observasi ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah "Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar" dengan Dosen Pengampu Ibu Triana Lestari, S.Psi, M.Pd.
Perkembangan moral adalah proses psikologis yang terjadi seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan seseorang dalam mengembangkan sistem nilai dan prinsip moral mereka. Perkembangan moral melibatkan perubahan dalam cara seseorang memahami, menginterpretasikan, dan merespon dilema moral. Perkembangan moral dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan sosial, agama, budaya, pengalaman hidup, dan interaksi dengan orang lain. Oleh karena itu, setiap individu memiliki sistem moral yang unik dan berbeda-beda, tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral mereka. Perkembangan moral dapat berdampak pada perilaku dan keputusan yang diambil oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam situasi yang menuntut pertimbangan moral dan etika.
Dalam perkembangan moral yang dikembangkan oleh teori Kohlberg terdapat tiga tahap yaitu tahap pertama prakonvesional tahap ini aturan moral yang dibuat berdasarkan otoritas, yang mana anak tidak akan akan melanggar aturan karena takut akan hukuman. Kedua Konvensional pada tahap ini anak mematuhi aturan yang dibuat bersama agar diterima dalam sebuah kelompoknya. Dan yang ketiga Pasca konvensional pada tahap ini anak mematuhi aturan untuk menghindari hukuman dari kata hatinya.
Selain dari perkembangan moral penelitian ini juga mengcangkup aspek perkembangan emosi, dan bahasa.
Dalam implementasi media permainan tebak kata dan gaya untuk perkembangan moral anak sekolah dasar, penting untuk memperhatikan tahap perkembangan moral anak dan memberikan permainan yang sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Selain itu, permainan juga harus mengandung dilema moral yang dapat memperkuat nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang ditanamkan dalam peserta didik. Dalam permainan tebak kata, dilema moral dapat ditampilkan melalui pilihan kata-kata yang baik atau buruk, sementara dalam permainan gaya, dilema moral dapat muncul dalam situasi sosial yang dihadapi oleh peserta didik. Dengan demikian, implementasi media permainan tebak kata dan gaya dapat membantu memperkuat perkembangan moral anak sekolah dasar dan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermanfaat.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa anak sekolah dasar yang berumur 11-12 tahun berada pada tahap prakonvensional yang mana tahap ini adalah tahap perkembangan moral yang dibuat berdasarkan otoritas, yang mana anak tidak akan melanggar aturan karena takut akan hukuman.
Hal tersebut dapat dilihat ketika peserta didik berani maju kedepan kelas dan menjawab pertanyaan ketika guru sudah memberikan peringatan seperti "jika tidak ada yang berani menjawab dan maju kedepan akan diberikan hukuman berupa tugas". Namun dalam permainan tebak kata dan gaya peserta didik dapat mengetahui aturan-aturan dan larangan yang berada dalam permainna itu, tetapi ketika permainan sedang berjalan sedikit siswa yang melakukan kecurangan untuk bisa menjawab dan memenangkan permainan. Hal di atas dapat dikatakan bahwa peserta didik bukan tidak mengetahui mana baik dan buruk akan tetapi peserta didik hanya tidak ingin dihukum. Peserta didik melakukan sesuatu yang melanggar aturan tersebut ketika tidak diketahui oleh otoritas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H