Lihat ke Halaman Asli

Dhenys Fauzy

Mahasiswa program studi Hukum keluarga Islam

Review Skripsi (Dampak Perceraian Orangtua terhadap Psikis Anak Prespektif Hukum Islam)

Diperbarui: 4 Juni 2023   05:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

REVIEW SKRIPSI DAMPAK PERCERAIAN ORANGTUA TERHADAP PSIKIS ANAK (PRESPEKTIF HUKUM ISLAM)

Nama: Dhenys Achmad Fauzy

NIM: 212121118

Kelas: HKI 4D

DAMPAK PERCERAIAN ORANGTUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI (PRESPEKTIF HUKUM ISLAM). Yang ditulis oleh Riska Jumiyati. (Studi Kasus Mahasiswi Perguruan Tinggi Islam) Skripsi Prodi Hukum Keluarga Universitas Islam Negeri Palopo tahun 2019.

A.PENDAHULUAN

Pernikahan adalah tuhan yang kondisinya tetap. Pernikahan juga dapat membuat kehidupan seseorang menjadi tertib dan damai. tenang dan bahagia. Perkawinan dibentuk oleh ikatan suci antara seorang pria dan seorang wanita, yang dianggap suci karena diatur oleh agama dan kemudian dikukuhkan oleh peraturan pemerintah, adat masyarakat dan lainnya.

Ketika hubungan rumah tangga menjadi tidak berkelanjutan, satu-satunya pilihan yang tersisa adalah perceraian, yang dipandang sebagai solusi dan mempersingkat jalinan perjalanan keluarga, namun sayangnya, perceraian justru mengobarkan api kemarahan. Media sering menyebarkan permusuhan tentang proses perceraian dan penegakan hukum artis di Indonesia. Tujuan perkawinan adalah untuk memajukan kehidupan seseorang dalam keharmonisan dan kedamaian dan berbahagialah adanya cinta dan kasih sayang antara suami istri, anak dan keluarga lainnya, sehingga dapat terbentuk keluarga yang sejahtera. Anak-anak sangat membutuhkan keharmonisan dan keharmonisan dalam rumah, karena hanya inilah tempat dan lingkungan alam dimana anak dapat diasuh dengan baik dan benar, baik lahir maupun batin, serta menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang dalam keluarganya.

Perceraian pada umumnya merupakan keadaan yang tidak diinginkan bagi pasangan suami istri karena perkawinan pada dasarnya merupakan usaha pasangan laki-laki dan perempuan untuk membentuk keluarga yang berarti Sakina, Mawadda, Warohmah.

Ada banyak hal yang dapat dijadikan alasan bagi pasangan suami-istri untuk bercerai, sehingga perceraian menjadi pilihan terakhir dan tidak dapat dihindarkan. Namun perceraian tidak secara otomatis dapat menyelesaikan berbagai masalah dalam perkawinan kadangkala perceraian menimbulkan masalah baru dan membuat keluarga yang terlibat didalamnya tidak nyaman dan bahagia Perceraian dalam sebuah pernikahan tidak dapat dilepaskan dari pengaruhnya terhadap anak. Ditengah kebingungan dan situasi yang sulit bagi pasangan suami dan istri pasca perceraian, orang yang sebenarnya lebih terpukul dan merasa tidak bahagia adalah anak Perceraian selalu berdampak buruk dan terasa amat pahit bagi anak Bagaimanapun pribadi seorang anak sangat dipengaruhi oleh sikap dan kasih sayang yang diberikan orang tuanya. Peran ayah dan ibu di dalam keluarga sangat penting bagi seorang anak, terutama pada masa anak usia dini. Pengalaman masa anak usia dini ini akan mempengaruhi tingkah laku dan sikap-sikap seorang anak dikemudian hari.

B.ALASAN MENGAPA MEMILIH JUDUL SKRIPSI INI

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline