Lihat ke Halaman Asli

Ketika Para Seniman Melangsungkan Upacara Bendera Peringatan HUT RI

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sudah tiga tahun terakhir halaman Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Jl. Perintis Kemerdekaan No. 5, Bandung, diramaikan dengan upacara bendera pada peringatan HUT Kemerdekaan RI. Kegiatan dilangsungkan sebagai ungkapan kecintaan para seniman terhadap tanah air. "Inilah ungkapan sayang kami sebagai warga negara pada negaranya. Yaitu dengan menggelar upacara ini dengan cara kami," ujar pemusik balada Mukti-Mukti yang pada peringatan HUT ke-66 RI kali ini bertugas mengatur penyelenggaraan upacara. Sejumlah seniman Bandung terlibat sebagai petugas upacara, antara lain perupa Nandang Gawe, penyair Matdon, dan pemusik Adew Habtsya. Pemilik Kaos C59, Wiwit juga ambil bagian dalam upacara para seniman ini. Penyair asal Tasikmalaya, Acep Zamzam Noor, dalam orasi kemerdekaannya mengingatkan tentang nasionalisme. "Kondisi sekarang ini mirip dengan lagunya Rhoma Irama pada tahun 80an, yang kaya makin kaya-yang miskin makin miskin. Tapi dalam keadaan seperti ini tetap perlu mengingatkan kecintaan kita terhadap tanah air," ucap Acep Zamzam. Lagu Rhoma Irama yang beberapa disebut berhasil mengundang tawa peserta. Begitu pun penyikapan Acep tentang gontok-gontokan yang tidak perlu antara aliran keagamaan dan juga sejumlah konflik politik di tanah air disambut tepuk tangan peserta upacara. Secara umum upacara para seniman ini tak ubahnya upacara bendera pada umumnya. Ada pengibaran bendera beserta nyanyian lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan teks proklamasi, pembacaan UUD 1945, dan pembacaan Pancasila. Yang membedakan hanya cara para petugas menjalankan fungsinya. Setelah pengibaran bendera dan mengheningkan cipta yang khidmat dalam iringan suara Mukti-Mukti dan harmonika Hari Pocang, suasana berlangsung lebih santai. Kecuali pemimpin upacara, inspektur upacara, dan petugas pengibar bendera, sebagian besar petugas melakukan improvisasi ala seniman. Misalnya penyair Ahda Imran yang melapor dulu ke inspektur upacara sebelum membacakan UUD 1945. Hal yang sama dilakukan penyair asal Cirebon, Ahmad Syubhanuddin Alwy, saat gilirannya membacakan puisi kemerdekaan. Namun puisi singkatnya "Kaliaaaaan...pun" tak urung membuat peserta upacara bengong sebelum akhirnya tertawa. Yang tak kalah menarik adalah saat perupa Imam Suryantoko memimpin peserta upacara menyanyikan lagu-lagu kemerdekaan. Dengan gerakan ekspresif ia mengajak peserta upacara dengan semangat menyanyikan 'Halo-Halo Bandung' dan 'Hari Merdeka'. Sebagai penutup, doa pun disampaikan dengan puitis oleh Wawan Setiawan Husin. Selain dihadiri para seniman, upacara juga diikuti oleh para simpatisan baik warga sekitar maupun para pengguna jalan yang kebetulan melintasi Jalan Peristis Kemerdekaan Bandung. Selain itu juga diramaikan oleh sekitar 30 karyawan C59 yang sedang menggelar pameran desain kaos berteman NKRI. Pameran akan ditutup malam ini.

[caption id="attachment_126282" align="aligncenter" width="300" caption="Acep Zamzam Noor bertindak sebagai inspektur upacara"][/caption]

[caption id="attachment_126285" align="aligncenter" width="300" caption="Upacara bendera ala seniman di GIM Bandung"][/caption] [caption id="attachment_126304" align="aligncenter" width="300" caption="Pameran desain kaos NKRI"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline