Lihat ke Halaman Asli

Dheni Indra Kusuma

Dosen, Pengamat Ekonomi dan Perencana Keuangan

Revolusi Informasi dan Maha Benar Netizen

Diperbarui: 16 Juni 2019   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi | Sumber: belfasttelegraph.co.uk

Seorang bapak beserta seorang anak dengan tampilan yang layaknya homeless atau gelandangan sedang memandangi gerai baju terkenal. Dia tampak ragu untuk mengunjungi gerai tersebut. Kemudian bersama anaknya, bapak tersebut memberanikan diri masuk guna melihat-lihat baju pada gerai terkenal tersebut. 

Seperti yang kita duga, bapak dengan anaknya tersebut tidak mendapatkan respon yang positif dari karyawan gerai tersebut. Bahkan untuk sekadar sapaan selamat datang, ada yang bisa saya bantu pun tidak terucap oleh karyawan gerai tersebut. Anehnya, bapak dan anak tersebut tetap memilih masuk dan melihat-lihat baju yang sekiranya akan mereka beli.

Ketika mereka hendak mencoba baju tersebut dan menanyakan ruang ganti kepada salah satu karyawan, mereka mendapatkan respon dan jawaban dari karyawan gerai tersebut dengan sinis serta memberikan peringatan kepada mereka untuk hati-hati ketika mencoba baju tersebut. 

Mereka masih terlihat tetap tegar untuk memilih berada di gerai tersebut. Sampai pada akhirnya, mereka selesai mencoba baju-baju yang mereka pilih. Mereka bergegas ke kasir. 

Karyawan kasir tampak bingung dan ragu apakah mereka mampu untuk membayar baju gerai tersebut yang terkenal mahal. Kemudian bapak tersebut melakukan pembayaran dengan metode non-cash dengan menggunakan kartu debit jenis platinum. 

Seketika respon karyawan kasir berubah dengan menyapa ramah layaknya sapaan kepada pengunjung mereka yang lain. Karyawan lain yang tadinya bersikap sinis pun, berubah sikap menjadi ramah sekali. Bapak dan anak tersebut keluar gerai dengan sikap bergaya dengan diikuti bengongnya karyawan gerai tersebut.

Ternyata kejadian tersebut adalah kejadian prank yang sengaja dibuat untuk melihat reaksi dari karyawan gerai tersebut. Kejadian itu ternyata direkam secara rahasia oleh tim yang memang sengaja berada pada gerai tersebut untuk merekam secara diam-diam. Hasil rekaman kemudian dipublikasikan melalui berbagai media sosial. 

Tujuan utama dari tim tersebut adalah konten semata, sehingga diharapkan akan mendapat viewer dan respon yang banyak dari netizen. Dengan memanfaatkan fenomena sosial yang ada, diharapkan akan mendapatkan respon dan tanggapan yang luar biasa dari netizen dan ternyata berhasil! 

Berapa dari kita sering kali melihat prank ini dalam kehidupan kita melalui berbagai media sosial? Dan anehnya, kita sangat tertarik untuk melihat konten tersebut serta dapat terbawa suasana, lalu kemudian mendadak menjadi hakim yang memberikan vonis bersalah kepada gerai baju tersebut karena perilaku beberapa oknum karyawannya tersebut.

Bangsa kita memiliki masalah dalam menyelesaikan masalah

Sebenarnya inilah salah satu permasalahan besar bangsa kita. Perkembangan media sosial yang sangat cepat dalam menyampaikan berita, tidak diikuti oleh perkembangan pendidikan, pengendalian diri, serta kebijaksanaan pengguna media sosial yang dalam hal ini adalah masyarakat Indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline