Lihat ke Halaman Asli

danang kristianto

seorang biasa yang hobi membaca dan menulis.

Belajar Bermimpi pada Seekor Katak

Diperbarui: 17 Desember 2018   04:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

pernahkah sekali saja terfikir, mengapa senandung katak-katak itu selalu saja terasa bising selepas hujan, bertengger leye-leye didaun eceng.

percintaan kilat katak dewasa mencecerkan sel telur tak karuan, kemudian entah dibagian mana lagi ia pun akan singgah. 

ditinggalkan, berserakan benih-benih embrio sang katak bahkan hingga sampailah ia ke selokan-selokan.

tragis kemudian nasib si kecebong, terlahir dihinakan ayah bunda. ia berenang, namun ikan-ikan pun sungkan mengahampiri seakan memicing mata tanda tak sudi.

berkoloni, awalnya memang begitu, namun sayangnya mereka tak selalu ingin bersama. 

buruk rupa si kecebong ditempat tinggal buruk dalam selokan. siapapun tak akan ada yang tertarik padanya,

entah sihir apa, bernama metamorfosis, bagi manusia mungkin evolusis, sungguh berat pencapaian jati diri sang katak. 

penantiannya memakan waktu melenyapkan semua mimpi-mimpinya tanpa sadar tahu-tahu air habitatnya sudah mengering diburu musim, kubangan berganti tanah berlumpur kemudian dimulailah tidur panjangnya menanti hujan agar kelak dapat bernyanyi-nyanyi riang bagai moyang-moyangnya.

@intermezzo , dini hari




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline