Lihat ke Halaman Asli

Syarief Kate

Simple dan Senang Berbagi

Kekurangan Fisik Tak Mengurutkan Semangat Belajar Otodidak dan Buka Bengkel

Diperbarui: 5 Januari 2020   19:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Anas merupakan salah satu dari sekian banyak penyandang disabilitas yang menginspirasi khususnya di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.

Anas, kelahiran 1987 silam adalah satu-satunya anak laki-laki dari sembilan bersaudara. Pria jomblo kelahiran Sinjai tersebut tepatnya di Marana, Sinjai Timur, Sinjai. Laki-laki kebanggaan orangtua itu sering diundang Dinas Sosial untuk berbagi inspirasi kepada disabilitas yang lain.

Pria yang tidak pernah mengenyang pendidikan di bangku sekolah, tetapi belajar membaca lewat televisi.

"Saya awalnya belajar Garuda Pancasila sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa. Nah dari situ saya mulai mengeja dan mengambil lidi kemudian menggoreskannya huruf Pancasila pada tanah," tuturnya.

Pria yang memasuki usia 32 tahun itu memiliki keterbatasan fisik. Kaki kiri dan kanannya terkena lumpuh layu sehingga untuk beraktivitas mesti berjalan dengan tumpuan kedua tangannya. Meski begitu tidak mengurutkan semangat dan putus asa mencari nafkah untuk sanak keluarganya.

Berbagai pekerjaan sudah dilakoninya seperti memelihara ayam, itik dan berkebun secara alami. Namun, ketika beranjak umur 10 tahun ikut bersama keluarganya 'Mattongko' atau melaut mencari ikan keliling Indonesia. Karena bosan di rumah tidak ada kerjaan, saya bertekad bahwa ada juga yang dapat saya kerja yang dikerjakan oleh manusia normal.

"Kalau cerita sebenarnya banyak juga pengalamanku dan saya juga tidak mau diceritai bagaimana itu Kendari, Jawa, Bali, Flores, Lombok terutama dari pelabuhan ke pelabuhannya yah," ungkapnya.

Sehari-hari pria yang ramah dan tidak membedakan orang, kini bekerja sebagai montir di Bengkel Anas yang notebene miliknya sendiri tepat depan rumahnya, Jl. Poros Sinjai-Kajang, Sinjai Timur. Dari hasil keringatnya itulah untuk menghidupi saudara perempuannya karena kedua orang tuanya telah meninggal dunia.

"Teman-teman dekat selalu mendukung beserta keluarga agar tetap jadi tukang bengkel. Mereka berpesan agar bersyukur dengan adanya kerjaan tersebut meskipun penghasilannya tidak seberapa," tuturnya.

Dulunya Anas memiliki fisik yang normal, namun saat usianya menginjak satu tahun dirinya menderita folio atau lumpuh layu. Setelah menderita sakit selama seminggu dan di bawa ke dukun yang satu dengan yang lainnya.

"Saat itu kan belum ada imunisasi folio dan mengandalkan pengobatan dukun. Namun, meski begitu dia selalu berpegang teguh dengan keyakinan bahwa segala sesuatu yang diciptakan telah dijamin reskinya," ungkapnya saat ditemui dikediamannya beberapa hari yang lalu (01/01/2020).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline