Lihat ke Halaman Asli

Dhea Sultana Lutfiyah

Mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Lulus Jalur Corona? Tidak Masalah!

Diperbarui: 12 Desember 2020   17:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: foto.kompas.com

Tak ada seorang pun yang dapat memperkirakan akan datangnya pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020. Dalam sekejap, wabah virus yang berasal dari Wuhan ini telah menjangkau seluruh bagian permukaan bumi. Seluruh sektor baik perekonomian, pariwisata, manufaktur, sosial, hingga pangan sangat merasakan dampaknya. Begitu pula dengan sektor pendidikan.

Kegiatan belajar-mengajar secara normal tidak memungkinkan untuk diterapkan dengan protokol kesehatan. Maka dari itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, "Prinsip dikeluarkannya kebijakan pendidikan di masa Pandemi Covid-19 adalah dengan memprioritaskan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat." (Siaran Pers Kemendikbud, 2020). Sehingga pada bulan Juni lalu, telah ditetapkan bahwa sistem pembelajaran di lingkungan Perguruan Tinggi akan dilaksanakan secara daring.

Keputusan ini cukup menuai kontroversi karena beberapa Mahasiswa ada yang sangat menolak sistem daring ini, ada pula yang dapat melihat sisi positif dari kuliah daring, namun ada pula yang menjalankannya dengan keterpaksaan karena tidak ada pilihan lain. Sistem daring dinilai tidak mampu menghasilkan lulusan yang mencapai kompetensi, terutama bagi Mahasiswa-Mahasiswa di jurusan saintek yang sangat membutuhkan skill lab (keahlian beroperasi di laboratorium). Bahkan beberapa program perkuliahan seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga hanya dilakukan secara online. Hal ini tentunya akan menunjukkan perbedaan kompetensi pada Mahasiswa yang lulus sebelum dan setelah pandemi. Inilah yang dikhawatirkan oleh sejumlah besar Mahasiswa di seluruh Indonesia.

Namun dengan kenyataan bahwa perkuliahan akan tetap berjalan secara daring, bukan berarti bahwa Mahasiswa tidak akan memiliki kompetensi yang tinggi. Berikut ini, beberapa hal yang dapat kamu kerjakan selama pandemi untuk meningkatkan skill sebagai seorang Mahasiswa.

1. Mengikuti Seminar-Seminar Virtual (Webinar)

Sumber: androidcentral.com

Selama pandemi ini, poster-poster webinar terlihat berhamburan. Masing-masing pihak berlomba-lomba untuk memberikan benefit yang paling tinggi. Tak heran jika webinar menjadi salah satu sasaran produktivitas Mahasiswa jalur korona. Selain karena memperoleh sertifikat dengan biaya yang gratis, mereka juga terkadang mengundang pemateri ternama dimana hal ini sulit untuk dilakukan pada seminar-seminar non-virtual.

2. Mengikuti Lomba dan Kegiatan Volunteering/Internship

Meskipun tidak dapat bertatap muka dengan dosen dan sejawat Mahasiswa lain, bukan berarti kamu tidak dapat mencoba hal-hal baru seperti saat kuliah normal. Mengikuti berbagai perlombaan yang sesuai dengan passion sangat dianjurkan untuk mengasah skill. Selain mengikuti lomba, kegiatan volunteering atau internship juga patut dicoba. Jangan khawatir dengan kondisi pandemi, karena hal ini tentu sudah dipersiapkan dengan baik oleh pihak yang mengadakan kegiatan tersebut.

3. Mengasah Skill Baru

Dengan adanya SFH (Study From Home), Mahasiswa akan memiliki waktu luang yang sangat banyak. Hendaknya waktu luang tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kamu bisa menargetkan skill-skill apa saja yang harus dicapai setiap bulannya, sehingga pada saat pandemi berakhir, kamu tidak dirugikan namun sebaliknya, kamu untung banyak. Diantara keahlian yang dapat dikembangkan adalah skill berdagang, memasak, menulis, atau menggunakan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan dalam penunjang karir seperti Corel Draw, Adobe Premier Pro, Adobe Illustrator, Photoshop, dsb.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline