Lihat ke Halaman Asli

Harmoni Tradisi: Sejarah dan Keunikan Kampung Adat Cireundeu

Diperbarui: 8 Maret 2024   10:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Kampung Cireundeu merupakan kampung adat yang terletak di kota cimahi, Jawa Barat. Kampung Cireundeu memiliki keberagaman budaya dan tradisi yang unik. Selain itu, kampung ini juga memiliki ciri khas dengan makanan yang mereka konsumsi. Keunikan ini lebih terlihat dari sejarah kampung Cireundeu, makanan pokok dan alat musik mereka.

Sejarah kampung Cireundeu ini ada diperkirakan sejak abad ke 16 M. Asal usul nama Cireundeu sendiri berasal dari dua buah kata yaitu Ci dan Reundeu, Ci artinya air dan Reundeu berasal dari tanaman Reundeu. Hal ini karena ada kemungkinan bahwa dulunya kampung ini memiliki hubungan historis dan budaya yang sangt kuat dengan air dan tanaman Reundeu. Tanaman Reundeu yang memiliki nama latin Staurrogyne elongate oleh masyarakat kampung ini biasa digunakan sebagal bahan obat herbal atau bisa dijadikan lalap makanan.

Makanan pokok kampung Cireundeu ini adalah Rasi. Rasi merupakan singkatan dari Beras Singkong. Terciptanya Rasi ini merupakan bentuk perlawanan warga Cireundeu terhadap penjajah. Dimana saat penjajahan tersebut mereka diwajibkan untuk membayar pajak dengan beras. Oleh karena itu, meraka berinisiatif untuk tidak mengkonsumsi beras dan mencari alternatif lain untuk makanan pokok mereka. Sehingga hal inilah akhirnya tercipta Rasi (Beras Singkong).

dokpri

Rasi ( Beras Singkong) ini terbuat dari bahan baku singkong yang telah melalui beberapa proses. Proses dalam pembuatan Rasi memiliki beberapa langkah atau dikenal dengan 7D. Langkah 7D ini adalah Dikupas, Dicuci,Diparut, Diperas, Dijemur, Ditumbuk, Disaring. Setelah melalui proses ini, maka Rasi sudah siap untuk dikonsumsi. Selain itu uniknya Rasi ini tidak diperjualbelikan dan hanya bisa dikonsumsi di kampung adat ini.

Gambar: Rasi/dokpri

Alat musik tradisional di kampung Cireundeu yaitu Angklung. Angklung sudah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Dikampung di ada dua jenis angklung yang diperkenalkan, pertama angklung buncis dan angklung modern. Kedua angklung ini memiliki perbedaan yang terlihat dari tangga nada. Angklung buncis memiliki 5 tangga nada yaitu Na, Mi , Da, Ti, La. Sedangkan di angklung modern memiliki 7 tangga nada, tangga nada ini yang biasa kita kenal yaitu Do, Re, Mi, Fa, La, Si.

dokpri

Kampung Cireundeu memiliki keberagaman dan hal unik yang dapat kita ditemui ketika kita berkunjung ke kampung ini. Selain itu kampung ini memiliki suasana asri, tentram dan damai. So, ayuk kita belajar dengan memperkaya pengetahuan dengan tradisi dan keunikan di kampung adat Cireundeu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline