Lihat ke Halaman Asli

Dhea Maudia

Saya Mahasiswi Jurnalistik - Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menaklukkan Mimbar: Panduan Lengkap Persiapan Pidato Retorika yang Memukau

Diperbarui: 22 Mei 2024   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Syamsul Yakin dan Dhea Maudia (Dosen dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)/dokpri

Menyampaikan pidato adalah sebuah seni yang dapat diasah melalui latihan dan kebiasaan berbicara di depan publik. Keahlian ini perlu dilengkapi dengan pengetahuan linguistik untuk menghasilkan diksi yang variatif, menarik, dan estetis.

Kemampuan dan pengetahuan bahasa menjadi kunci dalam mencapai berbagai tujuan pidato, baik informatif, persuasif, maupun menghibur. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan persiapan matang.

Tentukan topik pidato adalah tahap pertama persiapan. Topik pidato sebenarnya adalah pokok bahasan seluruh pidato. Dalam praktik, judul digunakan untuk menguraikan topik pidato.

Selanjutnya adalah menuntukan pidato untuk tujuan informatif, persuasif, atau rekreatif. Secara umum, pidato harus mencakup ketiganya. Tetap saja, harua adalah tujuan utamanya.  Misalnya, pidato menteri lebih informatif.

Pidato politisi memiliki tujuan persuasif, sedangkan pidato artis memiliki tujuan rekreatif. Namun, tampaknya pidato agama yang disampaikan di panggung, mimbar, atau media lain sama-sama harus informatif, persuasif, dan menghibur.

Untuk mendukung basis epistemologi pidato, tahap selanjutnya adalah membaca literatur terkait topik dan judul pidato karena pidato harus berkualitas dan berisi.

Literatur yang harus dibaca termasuk dokumen, hasil survei, dan buku. Tahap membaca literatur ini lebih lama untuk pencerah agama. Dia mulai dengan memahami al-Qr'an, hadits Nabi, dan tulisan ulama hingga ilmu bantu seperti ilmu sosial dan humaniora.

Membuat kerangka pidato mulai dari pembukaan, isi, dan penutup adalah tahapan berikutnya, yang bersifat teknis. Pembukaan harus singkat dan yang paling penting adalah memberikan judul pidato secara interogatif.

Namun, isi pidato harus mudah dipahami dan diingat. Untuk mencapai tujuan ini, dapat digunakan pendekatan numerik dengan menggunakan angka. seperti halnya yang dilakukan pada tahap pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Misalnya, ada tiga tanda orang munafik dalam ceramah agama. Pertama, kedua, dan ketiga.

Penutup pidato lebih mirip dengan jawaban singkat atas masalah yang diangkat dalam pidato. Penutup harus singkat karena bagian isi sudah memberikan penjelasan yang cukup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline