Lihat ke Halaman Asli

Dhea kaban

Mahasiswa

Kebudayaan Membentuk Intisari Kepribadian Anak

Diperbarui: 15 September 2022   10:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sangat sering dikemukakan bahwa orangtua merupakan guru yang memberi dasar pembelajaran bagi seorang anak. 

Secara umum, orangtua tidak mengajari anak tentang ilmu nyata dengan konsep teoritik. Tetapi orangtua mengajari anak tentang nilai-nilai, peraturan dan cara untuk memandang dunia, khususnya dari segi latar belakang suku, budaya dan agama yang dianut keluarga tersebut. 

Penentuan karakter anak pada dasarnya ditentukan oleh seberapa efektifnya keluarga tersebut berhasil menanamkan nilai nilai yang dianggap baik, untuk menstimulasi pola pikir anak yang akan membentuk karakter dalam diri anak tersebut.

APA ITU BUDAYA DALAM KELUARGA?

Budaya dalam keluarga merupakan salah satu BAB penting dari buku pelajaran yang diajarkan orangtua kepada anak. karena itu budaya penting dalam pembentukan karakter anak dalam keluarga itu.

Dalam keluarga saya, ada beberapa nilai nilai dalam budaya yang masih diteruskan maupun sudah tidak lagi diajarkan karena beberapa faktor pengalaman dan perubahan situasi zaman sekarang. 

Saya memiliki latar belakang suku batak karo dan dalam suku ini, setiap anak dalam keluarga akan mendapatkan marga yang diturunkan dari marga yang dibawa sang Ayah. Dalam buku Samovar yang berjudul Communication Between Cultures, menyatakan bahwa salah satu fungsi keluarga yaitu memberi nama keluarga pada anak.

NILAI BUDAYA DALAM KELUARGA

Marga yang dibawa masing masing anak, pada dasarnya dianggap punya sistem garis perjodohan. Dalam suku ini, jika seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki dinilai cocok menurut garis marga dari sudut pandang suku, maka mereka akan disebut "impal". 

Seorang anak perempuan akan dianggap cocok dengan anak laki laki, jika marga yang dipunya anak perempuan tersebut sama dengan marga ibu dari anak laki laki tersebut. Jika memiliki kesamaan ini, maka biasanya mereka akan dianggap cocok jika menjadi pasangan dan membangun rumah tangga. 

Nilai ini dipercaya karena budaya ini merasa bahwa pasangan yang cocok dinilai dari bibit, bebet dan bobotnya. Jadi jika mengambil calon pasangan yang berasal dari latar belakang budaya yang sama dan punya silsilah keluarga yang sama maka akan meminimalisir perbedaan yang akan menimbulkan perdebatan kelak. Selain itu juga, nilai ini dianggap bisa mempererat tali persaudaraan dan mempertahankan kekentalan prinsip dan peraturan dalam suku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline